Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Kompas.com - 23/04/2024, 16:05 WIB
Krisda Tiofani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah kian melemah. Terbaru, menembus level Rp 16.200 per dolar Amerika Serikat (AS).

Lemahnya rupiah berdampak pada banyak sektor, termasuk pariwisata Indonesia, seperti disebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.

"Ada yang menganggap hal ini akan meningkatkan daya saing kita, tetapi secara keseluruhan, tentunya akan berdampak negatif juga pada dunia usaha," ujar Sandiaga dalam Weekly Brief with Sandiuno daring, Senin (22/4/2024).

Baca juga: Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Ia mengatakan, wisatawan (mancanegara) akan merasakan murahnya berwisata di Indonesia akibat pelemahan rupiah ini.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Sementara di balik itu, wisatawan nusantara (wisnus) justru harus merasakan beban karena tiket pesawat yang mahal.

"Tentu akan ada dampak lain, seperti harga tiket pesawat yang cenderung mahal karena avtur akan tereskalasi," ujar Sandiaga.

Baca juga: Tiket Pesawat Domestik Mahal, Sandiaga: Hanya Tiket Bisnis

"Tentunya akan memengaruhi minat wisatawan dalam bepergian," tambah dia.

Selain itu, Sandiaga juga pernah menyebut alasan lain mahalnya tiket pesawat, yakni jumlah pesawat yang belum pulih seperti prapandemi Covid-19.

Ilustrasi pesawat Citilink.Dok. Citilink Ilustrasi pesawat Citilink.

Baru ada sekitar 400 pesawat saat ini dari jumlah total 700 pesawat sebelum pandemi pada 2019 lalu.

"Kita berharap pelemahan rupiah ini tidak berlanjut dan segera ditangani oleh otoritas terkait," kata Sandiaga.

Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Tempat Paling Kotor di Pesawat

Sembari menunggu penguatan nilai rupiah, menurut dia, langkah strategis yang perlu disiapkan untuk menghadapi dampak pariwisata ini adalah menyiapkan paket terjangkau.

"Dari segi harga dan biaya mudah-mudahan pelaku produk ekonomi kreatif tidak menaikkan harganya karena pelemahan rupiah, tetapi menyesuaikan dengan daya beli masyarakat," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com