Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Seribu Obor, Helaran Sedekah Bumi di Cibuntu

Kompas.com - 18/10/2015, 13:27 WIB
Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

KUNINGAN, KOMPAS.com – Malam tak menyurutkan semangat untuk berkumpul. Justru malam itu, Jumat (16/10/2015) dimanfaatkan warga, balita, remaja, muda hingga lansia, untuk bersama-sama “ngariung” di depan balai Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Mereka menggelar malam seribu obor, yang menjadi runtutan tradisi "helaran" atau pawai budaya. Amangkurat atau sesepuh desa, mulai membagikan cahaya dari api bibit, ke obor kepala desa, ketua RW, RT, dan menyambar ke seluruh warga. Setelah itu, mereka dengan tabuhan genjring, dan tarian khas, bersama-sama mengelilingi desa hingga menuju di lapang desa.

Obor yang dibawa, kemudian diletakkan di sekeliling lapang hingga membuat suasana terang benderang. Api bibit yang dibawa amangkurat kembali dipakai untuk menyalakan obor raksasa, sebagai simbol penerang kehidupan masyarakat Cibuntu.

Tak berhenti di malam hari, helaran sedekah bumi Desa Cibuntu memasuki puncaknya di pagi hari. Para warga kembali mengerumuni balai desa. Mereka menggunakan seragam pakaian adat, membawa berbagai macam makanan, disertai tetenong alias tempat makan khas yang dibuat dari daun kelapa.

Meski hanya satu desa, helaran terlihat semarak, dan sangat ramai. Dengan beragam jenis makanan matang, dan buah-buahan, mereka mengelilingi desa, dan kembali bermuara di lapangan.

Puncak acara, Bupati Kuningan Utje Hamid Suganda bersama amangkurat dan kepala desa, menyiramkan “Air Kahuripan” alias air kehidupan pada benih padi yang akan dipakai untuk menanam pada masa mendatang. Setelah itu, seluruh warga tumpah ruah untuk menikmati seluruh hidangan yang telah dibawa secara bersama-sama.

Haji Awam Hamara, Kepala Desa Cibuntu, menyebut, helaran budaya sedekah bumi tak lain adalah ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan berkah. Selain itu, tradisi ini merupakan sebuah upaya mempererat tali silaturahim seluruh warga desa, pengunjung, hingga wisatawan asing.

“Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Seiring berkembangnya waktu, tiap agenda dikemas dengan tampilan yang lebih kreatif, menarik, dan unik. Ingat, kegiatan selama tiga hari ini, seluruhnya adalah swadaya masyarakat,” kata Awam usai menggelar puncak acara, Sabtu (17/10/2015).

Awan menyebut, para warga tanpa perintah, menyadari, gotong royong dan kebersamaan ini sebagai identitas Desa Cibuntu. Ia berharap, kerukunan dan rasa kekeluargaan yang tumbuh di Desa Cibuntu juga tertanam di seluruh desa penjuru Indonesia, agar terhindar dari segala perpecahan.

Dengan suka cita, tiap warga mengikuti tradisi helaran budaya, sedekah bumi, di lembah Gunung Ciremai. Tradisi yang dilestarikan dengan kreatifitas dan swadaya masyarakat ini, membuat desa terujung, yang langsung menyambung dengan hutan Gunung Ciremai, sejak lama ditetapkan sebagai Desa Wisata, di Kabupaten Kuningan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com