BANDA ACEH, KOMPAS.com - Lima mobil berjejer rapi di Jalan T Nyak Arief, Simpang Mesra, Banda Aceh, Senin (30/1/2017). Jam menunjukkan pukul 21.15 WIB.
Sepanjang jalur di Desa Lamgugup, Kecamatan Syah Kuala, Banda Aceh itu dipenuhi warung.
Semuanya menawarkan menu penganan ikan bakar. Namun, warung Awak Awai lah salah satu warung tertua di sana.
Kami disambut Marzuki, salah seorang pekerja senior di warung itu. Dia berdiri persis di depan tempat ikan segar. “Mau bawal, keurapu atau kakap?” tanya Marzuki.
(BACA: Menikmati Menu Ikan Bakar Sekali Mati di Manado)
Kami pun memilih-milih ikan segar itu. Harga ikan bervariasi, tergantung ukurannya. Dari harga Rp 30.000 hingga Rp 130.000 per ekor.
Sebagian pengunjung terlihat bersama keluarganya. Menyantap penganan nan lezat itu.
(BACA: Menyantap Kasuami Ditemani Ikan Bakar dan Sambal Colo-Colo...)
Dia pun terlihat senang ketika kami memotret. Setelah ikan dipilih, Marzuki lalu membersihkannya. Membawa pada lokasi pembakaran ikan tepat di sisi kanan warung itu. Sehingga, pengunjung bisa melihat proses ikan itu dipanggang.
“Kepala ikannya dibuat asam pedas, sedangkan badannya kita panggang saja,” kata Marzuki menawarkan menu pada kami.
Lalu, kami pun menyetujui menu yang ditawarkan. “Di sini, ada juga cumi-cumi dan udang. Enak juga. Ini andalan kami,” katanya.
Sehingga, jika kurang pedas, silakan menggiling cabai rawit itu dibalur kecap manis atau kecap asin. Selain itu, disediakan juga cabai merah mentah. Di sini, aneka cabai tersedia. Lengkap dengan lalapan seperti wortel, timun dan kol.
Khusus bumbu ikan asam pedas, warung ini menawarkan bumbu yang diracik menggunakan blender, dan batu giling biasa.