Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kompas.com - 06/05/2024, 21:33 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal phinisi Sea Safari VII yang hendak berlayar ke Pulau Komodo terbakar di perairan Pulau Penga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (2/5/2024) pukul 08.50 Wita lalu. 

Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (2/5/2024), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan  (Basarnas) Maumere melaporkan, kebakaran terjadi diduga karena korsleting listrik.

Baca juga: 13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Terkait peristiwa tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengimbau agar wisatawan berhati-hati dalam memilih kapal yang hendak ditumpangi saat berwisata.

"Kepada wisatawan untuk memilih kapal phinisi secara hati-hati agar tidak lagi terjadi kecelakaan atau insiden serupa sehingga dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap keselamatan dan berwisata itu," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing di Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Ia melanjutkan, insiden serupa tidak boleh terjadi lagi, yang nantinya akan mengancam keselamatan dan keamanan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Indonesia.

"Langkah yang akan kami lakukan adalah penegakan regulasi dan standarisasi keselamatan kapal wisata dan kami akan bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan otoritas maritim," tuturnya.

Baca juga:

Tangkapan layar Kapal Wisata Sea Safari VII terbakar di perairan Pulau Penga Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (2/5/2024)Dokumen Warga Tangkapan layar Kapal Wisata Sea Safari VII terbakar di perairan Pulau Penga Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (2/5/2024)

Sandiaga menambahkan, kapal phinisi Sea Safari VII telah mengantongi surat persetujuan berlayar, serta sudah melengkapi regulasi yang ada.

Meskipun begitu, lanjutnya, kepatuhan terhadap aspek CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability) penting untuk ditingkatkan demi keselamatan dalam berwisata.

"Kapal-kapal wisata ini biasanya terbakar karena ada hubungan pendek atau korsleting maupun juga aktivitas lainnya yang membahayakan. Jadi ini walaupun di luar dari situasi cuaca, kami akan terus mendorong bersama kampanye keselamatan kapal wisata," jelas Menparekraf.

Baca juga: Banyak Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo akibat Kelalaian Nakhoda

Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (2/5/2024) tim SAR gabungan di lapangan melaporkan bahwa korsleting diduga terjadi di ruangan mesin.

Untungnya, api segera dipadamkan dan seluruh penumpang bisa dievakuasi.

Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Maumere Karel Roni Ileng menuturkan, kapal yang terbakar tersebut mengangkut 33 orang penumpang, 17 orang di antaranya wisman, sembilan orang wisnus, dan tujuh orang anak buah kapal.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, dua orang dilaporkan mengalami luka bakar dan dua orang lainnya sesak napas.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com