Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Libatkan Masyarakat Kembangkan Ekowisata

Kompas.com - 28/08/2013, 09:55 WIB
MADIUN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melibatkan masyarakat sekitar hutan dalam pengembangan pariwisata berbasis lingkungan atau ekowisata sehingga kelestarian hutan di wilayah tersebut bisa terjaga dari aksi perusakan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sela-sela seminar bertajuk "Hutan Penyelamat Pulau Jawa" di Madiun, Selasa (27/8/2013), mengatakan sejumlah potensi wisata alam di daerahnya yang berlokasi di kawasan hutan, antara lain Pantai Sukamade, Pantai Plengkung, dan Kawah Ijen, yang pengembangannya melibatkan masyarakat lokal.

"Payung besarnya adalah ekowisata, yaitu pengembangan wisata berkelanjutan berbasis lingkungan dan melibatkan masyarakat lokal. Kami punya visi ’community based tourism’ atau pariwisata berbasis masyarakat dengan mendorong keterlibatan komunitas setempat. Jadi, masyarakat dengan sendirinya ikut merawat dan menyelamatkan hutan," katanya.

Azwar Anas mengatakan Pemkab Banyuwangi telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan dan Perum Perhutani untuk mendukung pengelolaan hutan di kawasan konservasi Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Meru Betiri dan Kawah Ijen, sebagai lokasi tujuan wisata potensial.

Dia menjelaskan luas hutan di wilayah Banyuwangi mencapai 183.396,3 hektare atau 31,98 persen dari total luas wilayah Banyuwangi. Sektor kehutanan menyumbang sekitar Rp 460,2 miliar atau 1,5 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Banyuwangi.

Produksi kayu hutan di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa itu, mencapai 65.734 meter kubik pada 2011 dan meningkat menjadi 70.552 meter kubik pada 2012.

"Harus ada kesadaran dari daerah bahwa tidak semua bidang ekonomi dijadikan sumber penerimaan atau PAD. Untuk kehutanan, tujuannya adalah pemberdayaan masyarakat dan tidak asal main tebang untuk dapat pajak dan penerimaan daerah," katanya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Asap solfatara keluar dari kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (7/11/2011).
Saat berbicara pada seminar dalam rangka Reuni Emas 50 Tahun Fakultas Kehutanan UGM itu, Anas mengatakan pengelolaan hutan yang berbasis pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya konkret dalam penyelamatan hutan.

Tindakan penyelamatan hutan paling mendesak adalah di Pulau Jawa yang luas hutannya sekitar 3,04 juta hektare atau 23,6 persen dari luas wilayah Jawa dengan lebih kurang 25 juta warga hidupnya bergantung dengan hutan.

"Beban Pulau Jawa sangat besar sehingga kondisi hutan di Jawa harus diperhatikan serius. Kuncinya adalah pemberdayaan masyarakat sekitar hutan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com