Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Wayang Indonesia Bidik Generasi Muda

Kompas.com - 14/06/2014, 14:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Festival Wayang Indonesia yang digelar Museum Wayang di kawasan Kota Tua Jakarta pada 13-15 Juni 2014, menyajikan perhelatan akbar wayang yang lebih modern tanpa meninggalkan pakem cerita demi membidik partisipasi generasi muda hingga anak-anak.

"Perayaan ini tidak hanya diperuntukkan bagi generasi tua karena program-program acara dirancang sedemikian rupa agar dari kalangan muda hingga anak-anak juga dapat menikmati dan turut berpartisipasi aktif," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Wayang Indonesia (FWI) 2014 Sumardi saat jumpa pers di Museum Wayang Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Pada FWI 2014 akan ada permainan efek visual yang pada perhelatan sebelumnya tidak ada, permainan video mapping serta akses video streaming dan radio streaming sehingga dapat dinikmati penggemar wayang di mana pun berada.

"Harapannya wayang selalu dinamis sesuai perkembangan zaman, tidak statis. Artinya sehebat apapun budaya luar yang masuk khususnya pada generasi muda, wayang tidak akan kalah dengan kemajuan teknologi dari seni mancanegara yang masuk. Kita perlu mengembangkan wayang terus menerus," kata Sumardi.

Meskipun berusaha beradaptasi dengan perkembangan zaman, lanjut Sumardi, cerita wayang tidak akan keluar dari pakem yang sudah ada.

"Pada 2014 banyak menampilkan pergelaran spektakuler yang tentunya tidak loncat dari pakem yang ada. Misal dari Wayang Orang Swargaloka, mengandung unsur ritmis dan dinamis baik dari slide, video mapping, serta berbahasa Indonesia dan iringan musik yang kekinian, tapi ceritanya tidak diluar pakem," jelasnya.

TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTIYAWAN Ilustrasi wayang
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Pusat, Eko Tjipto mengatakan dalam wayang ada tatanan yang juga disebut pakem.

Namun, kreativitas pertunjukan wayang dibuka seluas-luasnya asalkan tidak mengobrak-abrik cerita asal dan tidak mengandung pesan moral. Menurutnya untuk melestarikan wayang artinya harus mau beraptasi dengan perkembangan zaman mengikuti selera seni masyarakat tanpa menghilangkan orisinalitasnya.

"Harapan kami dari organisasi seni pewayangan, dengan kreativitas yang dibuka luas luasnya tetapi dalam kreativitas itu ada pesan. Karena seni pewayangan beda dengan musik atau seni lainnya. Dalang sebagai seniman yang berperan sentral itu jadi figur yang bisa menyampaikan pesan moral sehingga kreativitas jangan sampai meninggalkan moral," jelasnya.

Koreografer dari Sanggar Wayang Orang Swargaloka Dewi Sulastri mengatakan akan menampilkan unsur kebaruan dalam pementasan di mana sebuah lakon wayang disajikan melalui permainan video mapping.

"Harapan kami menampilkan ini supaya lebih menarik, tidak bosan dan tidak kuno. Ini adalah bentuk transformasi wayang orang dan modern agar wayang orang tidak hanya saja menjadi milik orang Jawa tapi semua masyarakat Indonesia harus bisa memiliki bahkan warga dunia," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com