Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Pergasingan, Alternatif Pendakian Gunung Rinjani

Kompas.com - 03/04/2015, 17:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com – Gunung Rinjani yang juga merupakan salah satu gunung tertinggi di Indonesia bak magnet yang menarik para pendaki gunung domestik maupun mancanegara. Dengan ketinggian 3.726 mdpl (meter di atas permukaan laut), pendaki dapat menggunakan jalur pendakian melalui Sembalun dan Senaru.

Namun selain eksotisme Gunung Rinjani, ada pilihan lain untuk para pendaki yaitu Kawasan Wisata Bukit Pergasingan. Bukit Pergasingan yang berketinggian 1.670 mdpl berada di sisi timur laut Gunung Rinjani.

Dari Desa Sembalun Lawang, pendaki dapat menuju pintu rimba dengan berjalan kaki dan juga menggunakan ojek motor maupun menyewa mobil pikap. Dengan medan pendakian yang hanya curam di awal, pemandangan yang ditawarkan oleh bukit ini amat beragam mulai dari persawahan yang membentuk pola, Gunung Rinjani, pemukiman Desa Sembalun, hingga lanskap perbukitan.

KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo Matahari terbit berlatarkan laut, Pulau Lawang dan Pulau Sulat serta perbukitan dilihat dari Puncak Dua Bukit Pergasingan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/3/2015). Puncak Dua Bukit Pergasingan merupakan tempat terbaik untuk melihat matahari terbit.

Saat tim "Ekspedisi Alam Liar" dari Kompas.com melakukan pendakian, Kamis (19/3/2015), tim memulainya dari gapura hijau bertuliskan “Selamat Datang di Kawasan Wisata Bukit Pergasingan”. Pendaki akan dimudahkan dengan anak tangga yang berjumlah 105 buah sebelum mendaki di jalur tanah berbatu. Jalur dengan kemiringan berkisar 60-70 derajat menyambut para pendaki. Medan di awal pendakian berupa punggung bukit yang di kiri dan kanan terdapat jurang terjal.

“Di sini sudah mulai ramai didaki. Biasanya sebelum naik ke Rinjani, main ke sini dulu. Hitung-hitung pemanasan. Alternatif juga kalau sedang ditutup,” kata Arpini (24), pemandu sekaligus porter.

Tiba di puncak satu Bukit Pergasingan, sabana cukup luas menghampar. Dari puncak satu, Gunung Rinjani berdiri gagah menantang langit. Sebuah kolam air besar bersebelahan dengan kebun sayur terlihat dari puncak satu. Arpini menuturkan bahwa kolam itu merupakan penampungan air untuk irigasi ladang sayur.

KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo Panorama Gunung Rinjani dilihat dari Puncak Satu Bukit Pergasingan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (19/3/2015). Bukit Pergasingan merupakan alternatif pendakian ketika Gunung Rinjani sedang ditutup dan dapat digunakan sebagai arena pemanasan sebelum mendaki Rinjani.


Puncak dua

Selain puncak satu, pendaki dapat menuju puncak dua yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari titik pemberhentian pertama. Jalur yang ditempuh cenderung landai dan melewati hutan tropis yang ditumbuhi rerumputan.

Serta melintasi deretan pohon cemara gunung yang tumbuh di bukit. Setelah mendaki bukit gundul tanpa pepohonan, kanopi dari hutan cukup membuat teduh dari paparan sinar matahari. Di ujung jalur, puncak dua menghampar ditumbuhi rerumputan.

“Itu ujung Pulau Lawang dan Sulat. Gili Lawang dan Sulat-nya bagus. Kalau tidak berkabut bisa lihat laut,” kata Arpini yang juga pemandu pendakian Gunung Rinjani.

Pendakian Bukit Pergasingan dapat ditempuh dalam dua hari satu malam perjalanan. Idealnya para pendaki mengejar matahari terbit di ufuk timur yang langsung muncul dari arah laut.

Pendakian umumnya dimulai ketika dini hari pukul 02.00 WITA dan tiba sebelum fajar menyingsing. Untuk perizinan dan pemandu pendakian, pendaki dapat menghubungi komunitas lokal yaitu Pusat Pengembangan Masyarakat Sembalun. (bersambung)

Ikuti kisah perjalanan "Ekspedisi Alam Liar'' dari tim Kompas.com saat menjelajahi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat dalam lipsus "Ekspedisi Alam Liar"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com