Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mantu Kucing", Ritual Minta Hujan Warga Grajagan Banyuwangi

Kompas.com - 11/11/2016, 10:06 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Masyarakat Desa Grajagan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai ritual unik yakni "mantu kuncing" yang digelar setahun sekali setiap bulan November.

Seperti layaknya pernikahan, sepasang kucing jantan dan betina digendong oleh dua warga lalu diarak keliling desa melalui lahan pertanian milik warga menuju sumber mata air desa "Umbul Sari".

Dua kucing yang dikawinkan diberi nama unik yaitu Slamet untuk kucing jantan berwarna hitam, dan Rahayu untuk kucing betina berwarna kecoklatan. "Jika digabungkan Slamet Rahayu adalah sebuah doa agar masyarakat sini diberi keselamatan," jelas Supriyono, Kepala Desa Grajagan kepada KompasTravel, Kamis (10/11/2016).

Menurut Supriyono, tidak ada jenis kucing khusus yang digunakan pada ritual tersebut, namun syaratnya adalah kucing tersebut harus berasal dari utara dan selatan desa.

(BACA: Kabar Gembira, Penerbangan Langsung Jakarta-Banyuwangi Segera Dibuka)

Setelah kucing ditemukan seperti pengantin, sepasang kucing tersebut kemudian diarak oleh puluhan masyarakat desa diiringi dengan tarian Jaranan serta musik tradisonal.

Setelah sampai di sumber mata air Umbul Sari, ritual doa-doa dimulai dengan membakar menyan.

Kemudian sesepuh desa memecah kelapa dengan batu sungai dan tidak lama kemudian sepasang kucing dilepaskan di dalam sumber mata air dan dilanjutkan dengan menyiramkan air ke sekitar mata air termasuk warga yang datang.

Sementara sepasang kucing yang dimasukkan ke dalam sumber mata air dilepasliarkan kembali.

KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Sepasang kucing dilepas di mata air desa saat ritual mantu kucing untuk meminta hujan yang digelar masyarakat Desa Grajagan, Banyuwangi, Kamis (10/11/2016).
Setelah itu salah seorang warga juga menyiramkan minuman dawet di sekitar mata air. Acara kemudian diakhiri dengan kenduri dan makan bersama di pinggir mata air yang tidak pernah kering walaupun sudah masuk musim kemarau.

Martoyo, sesepuh desa Grajagan menceritakan ritual tersebut dilakukan secara turun temurun sejak tahun 1930 saat desa mengalami kemarau panjang.

Ketika itu, kepala desa mendapatkan wangsit agar masyarakat mengadakan mantu kucing dan nanggap tari Jaranan.

"Setelah diadakan mantu kucing dan jaranan, hujan turun dan kemarau berakhir. Akhirnya ritual tersebut terus kami lestarikan hingga sekarang dan tidak pernah sekalipun kami tinggalkan walaupun diselenggarakan dengan sederhana seperti tahun ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com