BEKASI, KOMPAS.com - Batik yang menjadi hasil karya asal Indonesia ini sudah tampak berkembang pesat di Kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi sangat peduli terhadap keberadaan batik yang kini sudah menjadi kebanggaan.
Batik bekasi kini sudah memiliki hak merek dari HAKI sejak tahun 2014 bertepatan dengan HUT ke-17 Kota Bekasi.
Dengan upaya ini, Pemerintah Kota Bekasi ingin mempromosikan batik bekasi seluas-luasnya, tidak hanya skala regional, tapi nasional dan bahkan internasional.
(BACA: Banyuwangi Festival 2017, dari Pecel Pitik sampai Batik)
"Kita ingin mempromosikan batik bekasi seluas-luasnya, baik di wilayah kita sendiri maupun di luar wilayah Bekasi," kata Sofyan Hadi, Kasi Promosi dan Pemasaran, Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bekasi, Rabu (1/3/2017).
Menurut Sofian, batik bekasi memiliki motif dengan 11 pakem yang diambil dari kearifan lokal. Hal inilah yang bisa membedakan dengan batik-batik dari daerah lain.
(BACA: Batik Yogya Laku Keras di Rusia)
Ke-11 pakem tersebut adalah pakem Kecapi, Golok, Rumah Adat, Bambu Kuning, Tarian Betawi, Enceng Gondok, Tugu, Lele, Dunian, Gabus, Teratai.
"Pakem ini wujud dari kearifan lokal Bekasi. Itu yang menjadi ciri khas. Dan pakem-pakem tersebut bisa dikombinasikan dengan yang lain, seperti motif Kecapi, kalau tidak ditambah dengan bentuk-bentuk lain seperti motif tanaman, tapi tidak menghilangkan pakem itu sendiri," kata Sofyan.
Perhatian Pemerintah Kota Bekasi terhadap Batik Bekasi diwujudkan dengan memberikan dukungan kepada masyarakat yang menekuni usaha batik bekasi.
"Ada komunitas batik bekasi yang kini mendapat dukungan pemerintah daerah. Namanya KOMBAS, atau Komunitas Batik Bekasi. Komunitas ini yang mengkoordinir perajin-perajin yang ada di Kota Bekasi," ujar Sofyan.
Melestarikan Batik Bekasi
Sofyan menjelaskan, untuk terus mengembangkan dan melestarikan batik bekasi, kini sudah menjadi kewajiban memiliki dan memakai terutama di sekolah.