Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ngabubrit Sambil Belajar Sejarah Lawang Sewu

"Coba lihat, tidak ada satu pun dinding yang retak, padahal gedung ini sudah berusia ratusan tahun," kata Abdul mengawali tugasnya ketika diminta sebagai pemandu oleh sekitar 10 pengunjung yang berasal dari luar Jawa Tengah.

Dengan membayar sebesar Rp 70.000 sebagai jasa untuk satu kali pemanduan yang berlangsung sekitar satu jam, pengunjung pun yang sebagian besar pelajar dan mahasiswa itu dengan penuh perhatian mengikuti penjelasan Abdul.

Ia tampak sudah hafal di luar kepala soal gedung bersejarah itu.

Untuk lebih meyakinkan pengunjung yang dipandunya, Abdul terlebih dahulu memperlihatkan kartu anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Semarang.

"Pemandu wisata di kawasan Lawang Sewu ini harus mempunyai lisensi agar pengunjung benar-benar mendapatkan informasi yang benar dan akurat. Tidak sedikut pemandu abal-abal yang asal memandu supaya dapat uang," kata Abdul yang sudah lebih dari 20 tahun menekuni profesinya.

Abdul adalah salah satu dari sebanyak 31 pemandu wisata yang beroperasi di Lawang Sewu, gedung bersejarah di pusat Kota Semarang yang merupakan peninggalan penjajah Belanda.

Pada awalnya, gedung itu digunakan sebagai kantor pusat perusahaan kereta api yang disebut Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau disingkat NIS.

Sore itu, Selasa (12/6/2018) yang bertepatan dengan hari pertemuan bersejarah Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Selatan Kim Jong Un di Singapura, sekitar 100 pengunjung tampak mengagumi keindahan arsitektur Lawang Sewu.

Akan tetapi, sebagian besar pengunjung, terutama pasangan muda, menurut Abdul, tidak banyak yang tertarik untuk menggunakan jasa pemandu.

"Mereka datang hanya untuk 'berselfie' ria dengan latar belakang bangunan yang indah. Tidak banyak pengunjung, terutama anak muda yang tertarik untuk mengetahui secara detail sejarah gedung ini. Padahal pengetahuan sejarah itu penting," kata Abdul.

Gaya arsitektur Lawang Sewu yang merupakan perpaduan arsitektur tropis dan Eropa itu memang memiliki pesona yang berbeda sehingga menjadi sangat "instagramable" dan digemari anak muda sebagai latar belakang foto.

Lawang Sewu yang berarti gedung dengan seribu pintu, adalah gedung yang berlokasi di bundaran Tugu Muda, Kota Semarang, mulai dibangun pada 1904 dan selesai tiga tahun kemudian.

Sampai 1994, Lawang Sewu masih digunakan oleh pemerintah sebagai Kantor Kereta Api Indonesia, tetapi pada 2009 dilakukan restorasi dan perbaikan tanpa mengubah bentuk aslinya.

Pada 2011, gedung tersebut pun dibuka untuk umum sebagai lokasi wisata sejarah dan menjadi salah satu tujuan wisata andalan di Kota Semarang dan Jawa Tengah.

Cerita Mistis

Sebagai sebuah bangunan kuno, Lawang Sewu juga menyimpan banyak cerita mistis yang membuat bulu kuduk merinding.

Menurut penuturan Abdul, gedung tersebut menjadi tempat bersemayam banyak makhluk gaib.

Tapi ketenangan para "penghuni" gedung menjadi terusik gara-gara sebuah acara stasiun televisi swasta dari Jakarta yang memanggil mereka dengan sesajen.

Acara televisi tersebut dikatakan ibarat membangunkan orang yang sedang tidur dalam kedamaian, sehingga kemudian berkeliaran dan menampakkan diri kepada pengunjung.

"Karena dibangunkan, makhluk halus tersebut kemudian meminta sesajen lagi dan kalau tidak mendapatkannya, mereka akan mengganggu pengunjung lain," kata Abdul dengan mimik wajah serius.

Ada juga pengunjung wanita yang diyakini "dimasuki" oleh roh gaib, tiba-tiba melakukan gerakan tari balet di salah satu lorong. Padahal dalam sehariannya wanita tersebut sama sekali tidak memiliki bakat menari, apalagi tari balet.

Beberapa cerita mengenai makhluk halus penghuni Lawang Sewu yang dikemas sedemikian rupa, membuat pengunjung seolah terbawa pada dunia gaib. Tidak sedikit yang mengaku merinding.

Salah seorang pengunjung wanita, Denty asal Jakarta, meminta tolong kepada rekannya agar ditemani ke toilet yang terletak di salah satu pojok bangunan dan saat itu sepi pengunjung.

Cerita mengenai "penghuni" Lawang Sewu dan segala keseruannya yang membuat bulu kuduk berdiri, hanyalah sisi lain dari sejarah gedung tersebut.

Arsitek Prof Jacob F Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Quendag, dua tokoh di balik pembangunan gedung Lawang Sewu, seperti mengajarkan kepada semua pihak bahwa proses pembangunan dengan menggunakan bahan bermutu serta perencanaan yang matang akan menghasilkan karya yang mampu bertahan ratusan tahun.

Tidak hanya soal mutu bangunan, tetapi juga estetika. Contoh kecilnya adalah soal pipa saluran air hujan yang rapi mengalir, tanpa menimbulkan genangan saat musim hujan.

https://travel.kompas.com/read/2018/06/13/150300927/ngabubrit-sambil-belajar-sejarah-lawang-sewu

Terkini Lainnya

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke