Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal Usul Nama Daerah di Jakarta, dari Cideng sampai Kuningan

Hal yang unik, ada banyak daerah di Jakarta yang meskipun berubah secara fisik tetapi memiliki nama yang merujuk kondisinya dahulu. Toponimi, itu istilahnya.

Dalam buku "Tenabang Tempo Doeloe" karya Abdul Chaer, terbitan Masup Jakarta 2017, toponimi di Jakarta biasanya berasal dari nama pohon atau kebun yang dahulu ditanam di daerah tersebut.

Nama ini berdasarkan kontur tanah, berdasarkan nama golongan etnis, berasal dari nama orang atau kejadian, atau beradal dari lima keterangan sebelum tetapi diberi imbuhan seperti pe-an.

Berikut asal usul nama di daerah Jakarta, sesuai buku "Tenabang Tempo Doloe":

1. Karet Semanggi

Dahulu nama kawasan yang di atasnya berdiri Universitas Atma Jaya dan Rumah Sakit Jakarta ini bernama Bendungan Udik. Dinamakan demikian lantaran lokasi ini berada di daerah Selatan bendungan. Udik memiliki arti sama dengan Selatan.

Dahulu di sepanjang Jalan Sudirman, dari Kali Krukut sampai Jembatan Semanggi terdapat bendungan untuk menanggulangi banjir di Jakarta. Setelah dibangun Banjir Kanal dan Pintu Air Karet, aliran air di bendungan dialihkan ke sana.

2. Cideng

Nama Cideng berasal dari Bahasa Sunda, yakni Ci yang artinya air atau sungai dan deng dari Hideung yang artinya hitam. Sungai yang mengalir dari Tanah Abang sampai Petojo (wilayah Cideng) sedari dulu memiliki air yang hitam.

3. Duku Atas

Kawasan di dekat Jalan Jendral Sudirman ini dahulu disebutkan banyak terdapat pohon duku. Sedangkan disebut Duku Atas lantaran kontur tanahnya lebih naik dibanding kawasan Duku Bawah, Duku Pinggir, dan Duku Sawah.

4. Kuningan

Kuningan adalah kawasan paling selatan dari onderdistrik Tanah Abang. Kawasannya sangat luas. Disebut Kuningan karena konon banyak pendatang dari Kuningan, Jawa Barat tinggal di sana.

Sampai era 1950-an kawasan Kuningan masih jadi perkampungan orang Betawi yang banyak terdapat kebun buah. Kini Kuningan ini menjadi salah satu kawasan bisnis terkemuka di Jakarta.

5. Kebon Sirih

Dahulu merupakan kebon sirih milik seorang tuan tanah Belanda. Namun daerah sekitar tersebut dimiliki pemerintah Batavia dan dibangun kawasan pemukiman sehingga kebun sirih akhirnya ikut tergusur diganti pemukiman.

6. Karet Tengsin

Daerah ini dahulu dimiliki oleh konglomerat Tionghoa bernama Tang Teng Sien. Oleh penduduk setempat konglomerat tersebut dipanggil Tengsin.

Ketika Jalan Karet (sekarang Jalan KH Mas Mansur) diperlebar, rumah besar peninggalan Tang Teng Sien dibongkar. Penduduk di Karet Tengsin juga semakin sedikit, digantikan gedung gedung tinggi.

7. Kampung Bali

Kawasan tersebut dahulu menjadi konsentrasi pemukiman orang Bali pada zaman VOC. Seperti diketahui VOC membagi pemukiman berdasarkan etnisnya dan masih menjadi nama jalan atau kawasan sampai saat ini. Misalnya Kampung Ambon, Kampung Banda, Kampung Bugis, dan lain lain.

8. Jalan Budi Kemuliaan

Dahulu dinamakan Gang Scott, karena pada abad 19 kawasan tersebut milik Robert Scott asal Inggris. Rumahnya berada di pojok timur Jalan Budi Kemuliaan. Gang ini pernah berubah nama jadi Scottweg. Kini di Jalan Budi Kemuliaan terdapat Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan.

9. Jalan Penjernihan

Disebut demikian karena jalan tersebut dibuat untuk jalan menuju proyek penjernihan air minum.

10. Jalan Sabeni

Dahulu nama jalan kecil di kawasan Kebon Pala ini disebut Gang Kubur Lama. Lantaran terdapat komplek pemakaman umum yang sudah tidak digunakan lagi.

Sejak 1975 kuburan di pemakaman dibongkar dan dipindahkan ke Jeruk Purut. Di area bekas pemakaman berdiri gedung SD, pasar umum, dan pasar kambing.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/22/070718427/asal-usul-nama-daerah-di-jakarta-dari-cideng-sampai-kuningan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke