Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Lanka Buka Lagi Perbatasan untuk Turis Asing

Dilansir dari CNN Travel, hal tersebut diiringi dengan pembukaan kembali kedua bandara internasional yang ada di Sri Lanka.

“Keberlangsungan hidup sekitar 3 juta orang di Sri Lanka bergantung pada pariwisata,” kata Ranatunga kepada media.

“Ini adalah kewajiban kita sebagai negara untuk mempertimbangkan kebutuhan masyarakat yang bergantung pada industri ini.”

Sebagai usaha untuk mencegah penyebaran Covid-19, Sri Lanka membuat “bio bubble” yang akan memberikan cukup kebebasan pada pendatang untuk bepergian di dalam negeri dengan tetap melakukan protokol kesehatan.

Tidak ada waktu minimal yang harus dihabiskan pendatang di Sri Lanka. Namun, semua orang yang datang dari luar Sri Lanka harus tinggal dan melakukan karantina selama dua minggu setelah kedatangan di hotel atau resor yang ditetapkan pemerintah.

Maka dari itu, pendatang yang berkunjung dalam waktu singkat tentu saja hanya akan tinggal di resor atau hotel karantina saja.

Sementara mereka yang berencana untuk tinggal dalam waktu yang lebih lama akan bisa bergerak dengan bebas di Sri Lanka ketika mereka menyelesaikan dua minggu karantina tersebut.

Namun, regulasi karantina di Sri Lanka tak seperti Hong Kong dan Australia, di mana orang-orang yang melakukan karantina saat kedatangan harus tetap berada di kamar hotel mereka selama karantina berlangsung.

Regulasi di Sri Lanka sedikit lebih longgar. Para tamu yang melakukan karantina akan memiliki kebebasan di properti, sehingga mereka bisa menggunakan fasilitas semacam kolam renang, pusat kebugaran, salon, dan restoran.

Para pendatang juga bisa meninggalkan hotel ketika karantina masih berlangsung dan mengitari kawasan, dengan syarat melakukannya dengan hati-hati.

Sekitar selusin situs pariwisata dan atraksi telah dibuka untuk wisatawan asing. Walaupun tetap dengan peringatan tertentu.

Misalnya, sebagai bagian dari “bio bubble”, atraksi seperti Sri Dalada Maligawa (Kuil Relik Gigi Suci) dan Royal Botanic Gardens, keduanya berada di pusat kota Kandy, mengharuskan pengunjung untuk datang sebagai bagian dari kelompok tur yang terorganisasi atau dengan pemandu Sri Lanka yang disetujui.

Para pendatang tersebut juga harus bepergian menggunakan kendaraan peribadi dan tidak melakukan perhentian yang tidak disetujui.

Beberapa tempat wisata bahkan hanya mengizinkan wisatawan datang di waktu-waktu tertentu saja, atau di hari tertentu dalam seminggu.

Saat ini, ada 55 hotel dan resor yang berada di bawah aturan “safe and secure one”. Mereka tidak bisa menerima tamu lokal sama sekali atau mengadakan acara apa pun selama mereka jadi bagian dari bio bubble tersebut.

Namun, seiring dengan keamanan yang bertambah, maka biaya pun akan bertambah.

Semua yang datang ke Sri Lanka harus memberikan bukti negatif hasil tes Covid-19 yang diambil sekitar 96 jam sebelum keberangkatan dan mengisi formulir deklarasi kesehatan.

Pendatang kemudian akan harus melakukan tes lagi dengan biaya sendiri di hari kelima dan ketujuh setelah kedatangan. Bagi yang akan tinggal lebih dari tujuh hari, maka perlu melakukan tes ketiga di minggu berikutnya.

Setelah karantina dua minggu tersebut berakhir dan tes Covid-19 yang diambil menunjukkan hasil negatif, maka para pendatang bisa tetap tinggal di hotel tersebut atau menggantinya ke hotel lain yang sudah disetujui.

Airbnb, guest house, dan akomodasi jenis lainnya tidak bisa digunakan. Menggunakan angkutan umum juga tidak disarankan.

Semua calon pendatang harus mendaftar visa secara online dan mengunduh aplikasi Visit Sri Lanka. Aplikasi tersebut akan digunakan untuk contact tracing sekaligus menyimpan informasi tentang hasil tes dan pemesanan hotel.

https://travel.kompas.com/read/2021/01/26/094000727/sri-lanka-buka-lagi-perbatasan-untuk-turis-asing

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke