Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman Freediving di Curug Balong Endah Bogor, Dingin Banget!

BOGOR, KOMPAS.com – Meski sama-sama menyelam dalam air, namun ternyata freediving dan snorkeling merupakan dua kegiatan yang berbeda.

Setidaknya hal tersebut yang penulis ketahui setelah mencoba freediving saat berkunjung ke salah satu curug di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yakni Curug Balong Endah.

Pada Selasa (25/5/2021), Kompas.com berkesempatan untuk berkunjung ke sana demi kegiatan tersebut. Penulis berangkat dari Bogor Utara sekitar pukul 06:30 WIB.

Sepanjang perjalanan, pemandangan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango terlihat sangat jelas. Perbukitan, persawahan, dan pepohonan rindang pun dapat ditemui di setiap kelok.

Udara segar pun terasa sejak perjalanan dimulai hingga akhirnya tiba di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Adapun, penulis masuk kawasan TNGHS lewat pintu gerbang yang berada di Kecamatan Pamijahan. Sebab, lokasi Curug Balong Endah terletak di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Desa Gunung Sari.

Penulis masuk lewat Curug Kondang lantaran aksesnya lebih mudah untuk dilewati. Setibanya di sana, tiket masuk yang harus dibayar adalah Rp 10.000 per orang dengan biaya parkir morot Rp 5.000 per orang.

Menuju Curug Balong Endah

Curug Balong Endah merupakan tempat wisata yang lokasinya berada di antara Curug Kondang, juga dikenal Curug Ngumpet 2, dan Curug Pangeran.

Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa pilih apakah ingin masuk lewat Curug Kondang atau Curug Pangeran.

Pintu masuk Curug Balong Endah terletak di dekat gazebo-gazebo yang letaknya tepat di sebrang air terjun Curug Kondang.

Penulis harus menyusuri deretan tangga sepanjang beberapa meter selama lebih kurang 20-30 menitan. Meski perjalanannya melelahkan, namun penulis disuguhi pemandangan Curug Kondang dari atas.

Freediving di Curug Balong Endah

Setelah melalui “pendakian” yang cukup lama, tibalah saatnya untuk freediving di Curug Balong Endah. Namun sebelum itu, penulis harus membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 di pos pembelian tiket.

Dari pos tersebut, penulis belok kiri menuruni dua set tangga zigzag untuk menuju kolam curug tersebut. Setelah sampai pada tangga set kedua, penulis belok kanan ke arah kolam pada undakan pertama.

Untuk diketahui, Curug Balong Endah memiliki kolam berundak tiga yang masing-masingnya memiliki “air terjun kecil”. Ketiganya dapat dimanfaatkan untuk berenang.

Saat itu, penulis langsung bersiap-siap melakukan freediving di kolam pertama melihat bahwa kolam masih sepi sehingga aman untuk melakukan freediving.

Apa itu freediving?

Bagi sebagian orang, termasuk penulis sebelum melakukan kegiatan tersebut, freediving mungkin terlihat sama seperti berenang pada umumnya.

Namun, freediving merupakan kegiatan menyelam tanpa bantuan alat. Artinya, seseorang harus mampu menahan napas cukup lama guna menikmati indahnya dunia bawah air.

Adapun, alat bantu yang dimaksud adalah snorkel yang biasa dipakai saat snorkeling. Sementara alat lain seperti freediving mask dan fin tetap digunakan.

Dalam menjalani aktivitas ini, lokasi yang sepi sangat dibutuhkan guna menghindari orang lain tidak sengaja menginjak kepala atau tubuh orang-orang yang freediving.

Mengapa begitu? Sebab, kegiatan tersebut mengharuskan tubuh untuk berjarak tidak terlalu jauh dari dasar kolam.

Beda banget sama berenang biasa!

  • Tubuh susah tenggelam, lebih mudah untuk mengapung

Penulis merupakan seorang yang gemar berenang. Setiap sebulan dua kali setidaknya penulis luangkan waktu untuk melakukan olahraga tersebut.

Pada saat itu, penulis mengira bahwa freediving adalah kegiatan “yang penting bisa menyelam dalam air”. Waduh, ternyata itu salah besar!

Ternyata, freediving mengharuskan tubuh untuk berjarak tidak terlalu jauh dari dasar kolam. Penulis pun mencobanya dengan memegang batu pada dasar kolam air terjun.

Setelah beberapa kali percobaan, ternyata tubuh penulis dikatakan “terlalu positif” sehingga sulit untuk tenggelam dan lebih mudah untuk mengapung.

Sebelum sempat melanjutkan percobaan, segerombolan wisatawan tiba dari arah Curug Pangeran dan memasuki kolam tempat penulis mencoba freediving.

Penulis pun berpindah ke kolam pada undakan ketiga lantaran air dalam kolam pertama sudah mulai tidak jernih, serta untuk menghindari terinjaknya kepala atau tubuh.

  • Gagal latihan tahan napas karena kedinginan

Setibanya di kolam ketiga, penulis bergegas untuk memakai freediving mask dan fin untuk lanjut belajar tenggelam. Bahkan, penulis juga memakai pemberat seberat empat kilogram di pinggang.

Namun karena kolam ini lebih dalam dari kolam pertama, penulis tidak terlalu berani untuk berlatih tenggelam di tengah kolam dan memilih untuk berada di tepian sambil memegang batu di dekat tepian.

Setelah beberapa kali latihan tenggelam, penulis masih belum bisa melakukannya meski sudah memakai pemberat.

Alhasil, latihan tenggelam pun dicoret dari daftar kegiatan untuk melakukan latihan selanjutnya, yakni menahan napas.

Saat mengetahui bahwa salah satu inti dari freediving adalah menahan napas selama mungkin sesuai kemampuan para perenang, penulis sempat mengentengkan hal tersebut.

Namun usut punya usut, ternyata kemampuan bertahan selama 20 detik tanpa bernapas di dalam air masih terasa kurang!

Tidak hanya itu, penulis pun sempat merasa kesulitan untuk mencoba melampaui detik ke-20, bahkan sempat berhenti pada detik ke-15 lantaran tubuh tidak terbiasa dengan suhu air yang sangat dingin.

Padahal, penulis terkadang bisa menahan napas selama 30 detik. Dengan catatan lokasinya di kolam renang Kota Bekasi yang suhu airnya cukup panas, dan bukan di curug berisi air dingin, serta diselimuti udara dingin.

Beberapa kali dicoba, penulis masih kesulitan menahan napas lebih lama dari 20 detik karena tubuh mulai menggigil.

  • Mau coba jelajah goa, malah tersedak air...

Penulis pun memutuskan untuk berenang seperti biasa dengan tambahan snorkel karena sudah sulit untuk menahan napas lebih lama.

Pada saat itu, terdapat sebuah goa pada sisi kiri kolam yang dapat dijelajahi oleh para freediver. Bedanya, penulis ingin coba ke sana dengan cara berenang seperti biasa.

Naasnya, sebelum bisa menuju ke sana, penulis sempat tersedak air lantaran posisi snorkel sempat bergeser saat penulis ingin membenarkan posisi gigi.

Penulis pun menelan cukup banyak air dan mulai panik saat berada di tengah kolam saat hendak berenang menuju goa.

Untungnya, saat itu penulis ditemani oleh teman yang sudah berpengalaman dalam freediving. Penulis juga mencoba untuk tidak terlalu panik sehingga masih bisa memberi sinyal dengan mengangkat tangan kanan sambil dilambaikan ke arah teman.

Berdasarkan pengalaman penulis, apabila kamu ingin coba freediving, pastikan bahwa kamu ditemani oleh orang-orang yang sudah berpengalaman dalam freediving dan penyelamatan.

Meski kamu terbiasa berenang dan mampu menahan napas cukup lama, freediving tetaplah kegiatan yang perlu latihan dan persiapan khusus supaya tetap berjalan secara aman dan nyaman.

Harga tiket masuk Curug Balong Endah

Curug Balong Endah berlokasi di kawasan wisata Gunung Salak Endah, Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Harga tiket masuknya adalah Rp 10.000 per orang. Jika dari Curug Kondang, kamu harus membayar Rp 10.000 untuk masuk ke tempat wisata tersebut. Biaya parkir motor adalah Rp 5.000 per kendaraan.

https://travel.kompas.com/read/2021/06/03/124800427/pengalaman-freediving-di-curug-balong-endah-bogor-dingin-banget-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke