TAKENGON, KOMPAS.com – Gerimis mulai jatuh ketika kami tiba di Hotel Grand Renggali, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Sabtu (19/12/2021).
Sesaat kemudian, azan magrib mulai terdengar di seluruh penjuru dataran tinggi Gayo itu. Kami pun salat di musala hotel yang mampu menampung 100 jemaah.
Selepas salat, kami menuju bagian belakang hotel, tepatnya di bibir Danau Lut Tawar atau Laut Tawar. Sebuah patung kuda terlihat berdiri megah, sementara di depannya tampak danau yang memutih lantaran perlahan diselimuti kabut pada malam hari.
Udara sejuk yang terasa seakan mengisyaratkan pengunjung untuk mengenakan jaket agar badan tetap hangat.
Di tempat inilah tersedia fasilitas untuk menikmati BBQ atau barbeku. Pengunjung bisa langsung memanggang sendiri ikan dan jagung ataupun minta bantuan staf hotel.
“Jadi wisatawan bisa bakar sendiri, rebus sendiri. Kita siapkan ikan, ayam atau menu lainnya yang diminta. Atau minta bantu staf kami membakarnya juga boleh,” kata Direktur Operasional Arabia Group Hotel yang juga induk usaha Grand Renggali, Iwan Wahyudi, kepada Kompas.com.
Pada penghujung tahun, hujan biasanya turun hampir 24 jam. Untungnya, lokasi tempat kami menyantap barbeku ini telah dipasangi tenda.
Kami menikmati ikan dan jagung bakar sembari menikmati alunan musik di sela-sela suara rintik hujan.
Adapun pihak hotel menyediakan beragam bahan untuk dibakar, di antaranya ikan ayam, ikan nila, ikan gurami, dan ikan mujair. Ada juga jagung bakar, kacang rebus, dan jagung rebus.
Selain menu untuk dipanggang, ada juga capcai dan mi goreng yang ditemani lalapan.
Untuk minumannya, tersedia kopi arabica Gayo yang tersohor, teh, dan es mentimun.
Semuanya dibanderol mulai dari Rp 130.000.
Menjelang Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru), wisatawan dari berbagai daerah di Sumatera Utara dan Aceh umumnya berkumpul di Aceh Tengah.
Terkait hal itu, pihak hotel tetap menerapkan protokol kesehatan, di antaranya melakukan pengecekan suhu dan mengingatkan pengunjung untuk memakai masker.
Usai menikmati barbeku, pengunjung bisa mendatangi sejumlah kafe di Aceh Tengah untuk menyesap kopi sambil mendengarkan live music dari band setempat.
Lukup Badak di Kabupaten Aceh Tengah berada jauh dari pusat kota atau hanya 10 menit. Tempat ini menjadi lokasi untuk kegiatan arung jeram.
Tiga rute tersedia di tempat ini, yaitu rute family, semi ekstrem, dan ekstrem. Masing-masing wisatawan dikenakan biaya mulai dari Rp 130.000 per orang untuk sekali jelajah sungai.
Salah seorang wisatawan asal Lhokseumawe, Rizkita Gita, mengatakan bahwa ia datang ke Kabupaten Aceh Tengah karena jarak antar Lhokseumawe dan Aceh Tengah cukup mudah dicapai, yaitu hanya dua jam.
“Kami datang rombongan 70 orang. Sekalian gelar acara di sini dan mencoba destinasi wisata Aceh Tengah,” katanya.
Dia juga memilih sensasi berbeda, yaitu menginap di hotel dan di tenda bibir danau. Untuk tenda, sambungnya, dikenakan biaya mulai dari Rp 130.000 per orang.
Kendati demikian menurutnya, menginap di tenda pada musim hujan memiliki tantangan tersendiri.
“Dingin sekali,” katanya.
Wisatawan yang datang ke Aceh Tengah, terutama pada libur Nataru, diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
https://travel.kompas.com/read/2021/12/23/212002127/nikmati-bbq-dan-jelajahi-sungai-di-dataran-tinggi-aceh-tengah