Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata sambil Belajar, Ini 5 Wisata Bekas Tambang di Bangka Belitung

BANGKA, KOMPAS.com - Lahan kritis di Kepulauan Bangka Belitung tercatat mencapai 167.104 hektar. Lahan tersebut termasuk dalam kategori kritis dan sangat kritis.

Akan tetapi, sebagian besar lahan kritis yang merupakan bekas tambang timah tersebut mulai direhabilitasi atau direklamasi.

Salah satu upaya reklamasi dalam bentuk lain, yakni membangun tempat wisata. Maka tidak mengherankan, di Bangka Belitung banyak tempat wisata yang kemudian bermunculan dan populer, padahal dulunya kawasan bekas tambang.

Dari sekian banyak wisata yang bermula dari bekas penambangan, Kompas.com merangkum ada 5 tempat yang pas dikunjungi.

Di sana, pengunjung tidak hanya sekadar bisa rekreasi, tapi juga bisa melakukan studi tentang lingkungan.

1. Danau Kaolin

Tempat wisata ini bisa dikatakan sebagai kolam bekas penambangan yang pertama kali populer di Kepulauan Bangka Belitung. Lokasinya berada di Desa Nibung, Koba, Bangka Tengah. Berjarak sekitar 60 menit perjalanan menggunakan minibus dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Ciri khas Danau Kaolin adalah, air danaunya yang berwarna biru terang. Padahal, hamparan danau hanya berupa pasir putih yang tidak ditumbuhi tanaman. Saat siang hari yang cerah, Danau Kaolin memantulkan cahaya berkilauan.

Selain warna biru terang, di lokasi yang sama juga ada kolam yang berwarna kehijauan. Warna hijau tersebut juga belum diketahui pasti penyebabnya. Hal itu tentu saja memerlukan penelitian lebih lanjut, lantaran pada kawasan yang sama ada danau yang berbeda warna.

Konon perubahan warna pada Danau Kaolin dipicu zat radioaktif yang timbul sebagai bekas penambangan timah. Namun begitu, belum ada penelitian resmi yang menyatakan paparan radiasi tersebut.

Alhasil, Danau Kaolin masih diperbolehkan untuk dikunjungi dan tercatat sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Bangka Tengah.


2. Danau Pading

Danau Pading merupakan salah satu destinasi wisata dari sekian banyak tempat wisata di Bangka Tengah. Danau Pading atau yang dikenal juga dengan Kulong Atap Seng ini berada di Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah.

Perjalanan menuju lokasi ini ditempuh sekitar 30-40 menit dari Kota Koba Bangka Tengah. Jika ditempuh dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang, jaraknya kurang lebih 80 kilometer dengan lama perjalanan sekitar satu setengah jam.

Danau ini juga merupakan lahan bekas tambang pasir timah yang membentuk kawah seperti danau. Kejernihan air Danau Pading dapat dilihat dengan berkeliling n.

Latar belakang perbukitan dan pemandangan yang ada di sekitar kawasan Danau Pading juga masih terlihat alami.

Dulunya danau ini hanyalah tempat bersantai dan tempat mandi para pemuda Desa Perlang. Namun, saat ini sudah menjadi kawasan wisata yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi apalagi pada saat siang dan sore hari.

Pembangunan di kawasan wisata Danau Pading ini merupakan hasil kerja keras Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Perlang.

Selain menyediakan spot-spot wisata mereka juga menyediakan fasilitas untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan yang datang seperti, tempat makan, mushola, gazebo untuk bersantai, toilet umum.

Kawasan yang pernah dikunjungi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno itu menjadi populer dengan cepat berkat promosi di sosial media. Saat ini berbagai kegiatan dilaksanakan di kawasan Danau Pading, termasuk penanaman pohon.

3. Bangka Botanical Garden (BBG)

Tempat wisata edukasi ini berada satu kawasan dengan Pantai Pasir Padi, Kota Pangkalpinang. Dari Bandara Depati Amir, jaraknya tempuhnya sekitar 20 menit perjalanan menggunakan minibus.

Dulunya kawasan tersebut merupakan bekas tambang timah. Kemudian, direklamasi dan diubah menjadi tempat wisata gratis bagi siapa saja yang datang berkunjung.

Ciri khas BBG adalah peternakan sapi dan susu perah yang masih segar. Selain itu, terdapat juga berbagai jenis tanaman endemik dan sejumlah hewan peliharaan yang bisa menarik perhatian anak-anak.


4. Kampoeng Reklamasi Selinsing

Kawasan wisata yang dikelola pemerintahan desa ini menjadi salah satu alternatif wisata darat di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi tepatnya di Dusun Selumar, Desa Selinsing.

Wisata yang dibangun di atas lahan bekas tambang seluas 17 hektar itu berjarak sekitar 75 kilometer dari Bandara Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, Belitung.

Diberi nama Kampoeng Reklamasi Selinsing, kawasan ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi desa. Lanskap perbukitan dan bentangan telaga dipadukan dengan berbagai jenis tanaman.

Ada tanaman buah seperti durian, mangga, jambu mete, nangka dan buah naga. Kemudian ada beberapa jenis pohon yang ikut dilestarikan, seperti bulian, gaharu, dungun, dan bambu kuning. Kampoeng Reklamasi Selinsing juga dilengkapi gazebo dan dataran untuk camping ground.

Udara segar dengan pemandangan hijau pepohonan bakal memanjakan dan menghilangkan stres para pengunjung. Kantin dengan hidangan kuah kepala ikan dan kopi khas Belitung pun disiapkan bagi para pecinta kuliner.

Saat peresmian yang difasilitasi PT Timah Tbk, juga dilakukan penebaran bibit ikan nila dan penandatanganan prasasti program reklamasi berkelanjutan.

5. Kampoeng Reklamasi Air Jangkang

Destinasi satu ini berada di Desa Riding Panjang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Berjarak sekitar 45 menit perjalanan menggunakan minibus dari Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi yang berwawasan lingkungan. Di sana ada Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) yang dikelola kelompok pecinta hewan bernama Animal Lovers Bangka Belitung Island (Alobi).

Berbagai hewan hasil tangkapan petugas telah direhabilitasi di PPS Air Jangkang. Seperti buaya, burung kakatua, elang, kucing kuwuk, kijang hingga beruang madu. Saat ini, masih banyak hewan yang masih proses penangkaran di lokasi tersebut.

Sementara kawasan lainnya di lokasi tersebut dijadikan lahan percontohan tanaman holtikultura, penanaman pohon bernilai ekonomis, dan peternakan sapi. Selain itu, kolam bekas tambang, menjadi lokasi penelitian terhadap berbagai jenis ikan yang hidup di dalamnya.

Karena berstatus konservasi dengan penangkaran hewan dilindungi, maka masuk ke lokasi ini harus mengantongi izin khusus yang bisa didapatkan melalui PT Timah atau berkoordinasi dengan BKSDA. 

https://travel.kompas.com/read/2023/07/02/080800927/wisata-sambil-belajar-ini-5-wisata-bekas-tambang-di-bangka-belitung

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke