JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang dari lima menit setelah keluar dari Stasiun Jakarta Kota, Jakarta Barat, Kompas.com sampai di depan Museum Sejarah Jakarta, atau akrab disebut Museum Fatahillah.
Panas terik siang itu tidak meruntuhkan semangat Kompas.com menuju ke museum guna menyambangi sebuah pameran yang baru saja dibuka di dalamnya. Namanya Jejak Memori Gempita Layar Perak Jakarta.
Menurut info dari akun Instagram resmi Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta, pameran di museum kali ini mengangkat tema seputar sejarah film dan bioskop di Indonesia. Lokasinya tepat di ruangan pertama setelah loket tiket museum.
Tema yang diangkat dirasa cukup menarik, mengingat belakangan ini banyak film Indonesia dari berbagai genre bisa dinikmati di layar lebar. Sebut saja Petualangan Sherina 2, Sleep Call, Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, dan Air Mata di Ujung Sajadah.
Suasana pameran siang itu cukup ramai oleh pengunjung dari kalangan pelajar yang sedang melalukan karya wisata.
Usai melapor ke petugas di lokasi, Kompas.com pun masuk ke ruangan pameran film dan bioskop di Museum Fatahillah.
Jika membahas film dan bioskop, salah satu hal yang akan terlintas di pikiran adalah tampilan audio visual. Hal itu lah yang Kompas.com pikirkan pertama kali sebelum datang ke lokasi.
Namun, setelah sampai di lokasi, penjelasan mengenai sejarah film dan bioskop di pameran justru dijelaskan dalam bentuk gambar dan narasi.
Sejarah film dan bioskop dipaparkan secara runut dan detail di dinding ruangan. Mulai dari pertama kali film ditampilkan pada tahun 1896, hingga kebaruan bioskop seperti yang dilihat saat ini.
Tidak hanya itu, pada setiap tahun perkembangannya, juga dipaparkan film ataupun bioskop yang mulai bermunculan. Ditambah dengan gambar-gambar sebagai pendukung.
Rentetan sejarah film dan bioskop ini disatukan di dinding ruangan dengan judul "Lini Masa".
Bergeser ke dinding di sebelahnya, terdapat poster-poster film yang populer pada masanya dan sudah tayang di bioskop.
Beberapa poster film yang ditampilkan, antara lain Tiga Dara, Arisan, Lovely Band, Lenong Rumpi, Inem Pelayan Seksi, dan Kiamat Sudah Dekat.
Terpisah dari ruangan poster film, ada pula peta persebaran bioskop-bioskop yang populer pada masanya. Lengkap dengan peta petunjuk lokasi yang dihubungkan dengan seutas tali berwarna merah.
Beberapa bioskop yang disebut, meliputi Bioskop Capitol, Bioskop Menteng, Bioskop Chunghua, Bioskop Glove, Bioskop Manggarai, dan Bioskop Orion.
Setelah melihat peta persebaran bioskop, Kompas.com pun memutuskan keluar dari ruangan, mengingat jumlah pengunjung murid sekolah semakin ramai.
Jika hendak berkunjung ke pameran, tiket masuk pameran ini sudah tergabung ke dalam tiket masuk Museum Fatahillah. Maka dari itu, kamu bisa langsung lanjut berkunjung melihat isi museum.
Bagaimana, tertarik untuk berkunjung ke pameran?
https://travel.kompas.com/read/2023/10/12/111050027/menelusuri-sejarah-film-dan-bioskop-di-pameran-jejak-memori-jakarta