Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada Tawon Gung Saat Berwisata di Hutan, Bisa Diserang meski Tak Usik Sarangnya

KOMPAS.com – Sebagian orang mungkin memilih untuk berwisata ke alam, seperti hutan dan pendakian gunung.

Namun, tentu ada beberapa risiko bagi mereka yang sedang berwisata di hutan atau mendaki gunung, yakni serangan tawon gung.

Tawon ini memang habitatnya biasa ada di hutan dengan banyak pepohonan dan sering dijumpai kasus penyerangan terhadap manusia.

Entomologist Ahli Lebah dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hari Purwanto mengatakan, tawon gung akan menyerang apabila sarangnya diganggu.

“Tawong gung yang sarangnya terganggu, akan dalam kondisi siap siaga dan menyerang orang maupun hewan yang mendekati sarang,” kata dia kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Minggu (26/11/2023).

Oleh karena itu meski wisatawan tidak mengganggu sarangnya, tawon gung bisa tetap menyerang apabila sarang mereka dirusak. Salah satu hewan yang bisa merusak sarang tawon gung adalah elang. 

Mencegah serangan tawon gung

Menurut Hari, salah satu cara mencegah serangan tawon gung di tempat wisata adalah, pengelola mencatat dan mengamati di mana saja ada sarang tawon gung.

“Misal sarang itu diganggu oleh elang, pengunjung atau wisatawan dilarang mendekat,” sambung dia.

Tawon gung juga tidak akan menyerang orang apabila tidak ada yang mengganggu sarangnya atau tidak merasa terganggu.

Wisatawan juga tidak boleh mengganggu atau mengusik sarang tawon gung agar tidak sampai diserang.

"Informasi yang saya dapatkan, koloni tawon gung bisa siaga dalam waktu yang cukup lama. Berhari-hari," imbuh Hari.

Jika dikejar tawon gung

Apabila wisatawan tidak sengaja mendekati sarang tawon gung yang dirusak hewan lain, seperti elang, maka kemungkinan ia akan diserang.

“Sekali diserang, biasanya dilakukan rombongan. Lebah itu mengeluarkan feromon penanda di tubuh sasaran. Jadi, nanti temannya akan berdatangan,” kata Hari.

Ia melanjutkan, orang yang diserang lebah diimbau tetap tenang, sehingga tidak banyak lebah lain yang iku menyerang. 

“Karena makin kita reaktif, makin banyak mereka menyemprotkan feromon (penanda) tersebut,” sambung Hari.

Sebelum seseorang diserang, sambung dia, biasanya akan ada tawon yang mengitari. Ia memeriksa apakah sasaran itu berbahaya atau tidak.

“Sekali Anda disemprot feromon penanda, itu akan memanggil lebah lain untuk menyengat. Jadi perlu tenang, gerak perlahan, menjauh supaya tidak dinilai berbahaya oleh si lebah atau tawon,” ujar Hari.

Adapun salah satu cara mengusir lebah adalah dengan membuat asap. Namun menurut Hari, cara ini butuh waktu, alat bakar, dan api, sehingga seseorang akan terkena sengatan tawon.

Wisatawan juga bisa menghubungi petugas, sehingga akan dikirim personel untuk melakukan evakuasi. Biasanya, petugas sudah dilengkapi alat untuk mengusir tawon.

Tawon gung yang bermanfaat

Meski terkesan berbahaya bagi manusia, ternyata tawon gung juga memiliki peran penting di alam.

“Tawon gung itu memiliki peran ekologi yang penting sebagai polinator atau serangga penyerbuk,” ujar Hari.

Peran itu penting untuk proses penyerbukan dalam perkembangbiakan tumbuhan untuk menghasilkan biji dan buah.

“Juga menghasilkan madu yang banyak. Di Sumatera, katanya satu pohon yang dihuni beberapa koloni lebah (tawon gung) bisa menghasilkan sampai 500 kg madu sekali panen,” imbuh Hari.

Oleh karena itu, pengelola tempat wisata diimbau untuk tidak membunuh tawon gung karena dikhawatirkan merusak ekosistem.

“Bahkan tawon vespa saja bermanfaat karena sebagai predator, dia makan serangga lain, termasuk hama,” sambung Hari.

https://travel.kompas.com/read/2023/11/26/202706027/waspada-tawon-gung-saat-berwisata-di-hutan-bisa-diserang-meski-tak-usik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke