Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekoturisme: Keliling Dunia dengan Pikiran Membumi

Kompas.com - 15/02/2008, 15:24 WIB

SAAT para wisatawan menjelajah sampai ke pelosok-pelosok dunia, mereka dihadapkan pada tanggung jawab untuk melindungi lingkungan yang ringkih yang mereka kunjungi. Gagasan tentang bepergian secara bertanggung jawab inilah yang dinamakan ekoturisme: bepergian dengan kesadaran menjaga lingkungan dan kekayaan budaya tempat yang dikujungi. Penolakan terhadap gagasan wisata ramah lingkungan, sama saja dengan membiarkan alam hancur tak terkendali.

Hargai Planet yang Ringkih

Sepertinya, planet ini terasa kokoh di bawah kaki kita dan dapat menjaga dirinya dari planet-planet besar dalam sistem tata surya. Sesungguhnya ekosistem bumi -permukaan bumi di mana kita berada- merupakan infrastruktur yang ringkih yang bergantung pada pemeliharaan yang seimbang dan berkesinambungan.

Bayangkan seakan bumi ini punya rambut. Sekarang kelihatan hebat tetapi semakin kita mengeksploitasinya secara tak terkendali, bumi akan semakin kacau, sampai suatu hari planet ini benar-benar botak. Jika kita tidak turut mengupayakan perlindungan, daerah tujuan yang unik dan indah, yang untuknya kita beli kamera mahal agar bisa difoto, mungkin saja sudah tidak ada bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Hanya Jejak Kaki

Cukup ambil gambar atau foto, dan tinggalkan hanya jejak kaki. Dua frase sederhana ini merumuskan secara ringkas dan padat inti ekoturisme. Jangan tinggalkan sampah apapun, dan jangan ambil suvenir dari tempat-tempat bersejarah dan alam. Ekstremnya, ambil serpihan dari Candi Borobudur saja sudah merupakan suatu kejahatan.

Di alam liar sebisa mungkin jangan pernah mengganggu apapun. Biarkan batu-batu yang cantik pada tempatnya; meja kerja atau rak pajangan Anda pun tidak ketambahan beban yang tak perlu. Anggapan bahwa "itu hanya sebuah batu" akan menjadi masalah ketika sejuta orang masing-masing mengambil sebongkah batu dari hutan yang sama.

Ikuti Jejak

Menjalankan aturan dasar ekoturisme semudah mengikuti jejak yang telah ditandai, karena jejak itulah yang harus diikuti. Selalu ikuti jalan yang telah ditetapkan dan jangan tergoda untuk menjelajahi hutan.

Jangan ganggu binatang, tanaman atau habitat alamiah makhluk-makhluk itu, dan semoga mereka pun tidak mengganggu Anda. Ketika kita kecil, seribu kali kita dipesankan untuk tidak mengetuk-ngetuk kaca akuarium, jadi pikirkan setiap keagungan alam sebagai sebuah akuarium yang istimewa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com