Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (30)

Kompas.com - 16/04/2008, 07:39 WIB

Pusing kan? Ini masih belum seberapa. Bahasa Kirghiz masih punya segudang kerumitan. Ada 8 kata ganti, semuanya punya akhiran masing-masing. Ada banyak penanda waktu yang harus dikombinasikan dengan 8 kata ganti tadi. Belum lagi berbagai macam akhiran untuk menyatakan bisa, tidak, mungkin, dan banyak lagi. Susunan kalimatnya selalu S-O-P, seperti bahasa-bahasa rumpun Turki lainnya. Saya jadi kagum dengan bocah-bocah Kirghiz yang bisa menguasai bahasa sesulit ini.

Bahasa Kirghiz ditulis dengan huruf Rusia yang dimodifikasi, diciptakan ketika negeri ini dikuasai Rusia dan masih dipakai ketika negara Kyrgyzstan merdeka hingga sekarang. Walaupun ada rencana untuk beralih ke huruf Latin seperti halnya Uzbekistan dan Turkmenistan, Kyrgyzstan masih terbilang malas untuk melakukan perubahan drastis itu.

Bukan hanya bahasanya yang dituliskan oleh orang Rusia. Identitas Kirghiz, sebagaimana bangsa-bangsa lain di Asia Tengah, juga dikukuhkan oleh ahli etnografi Uni Soviet. Dulu, nama 'Kirghiz' dipakai untuk menamai orang Kazakh. Orang Kazakh dan Kirghiz sangat dekat secara linguistik, kultural, dan historis. Orang Kazakh adalah pengembara di hamparan padang stepa, sedangkan Kirghiz tinggal di gunung-gunung. Kazakh dulu dinamai Kirghiz dan orang Kirghiz dulunya disebut Kara Kirghiz, si Kirghiz Hitam. Baru pertengahan 1920'an orang Kirghiz mendapat namanya yang sekarang.

Kalau orang Uzbek dan Tajik yang bersalam dengan assalomualaikum, orang Kirghiz, yang sejarahnya memeluk agama Islam masih relatif muda, mengucap salom alaykum hanya untuk aksakal, laki-laki tua yang dihormati. Salam yang paling lazim digunakan adalah 'salamatsyzby?', 'apakah Anda baik-baik saja?', kemudian dilanjutkan menanyakan keadaan suami atau istri, anak, keluarga, hewan-hewan ternak, tenda, dan pekerjaan orang yang diajak bicara. Kebiasaan ini merefleksikan kultur bangsa nomaden yang masih sangat kental dalam kehidupan orang Kirghiz.

Bangsa Kirghiz memang menjalani ribuan tahun perjalanan panjang dari negeri nenek moyangnya di Mongolia sana hingga ke balik pegunungan Tien Shan tempat sekarang mereka tinggal. Ribuan tahun perjalanan yang penuh dengan perjuangan dan pertumpahan darah. Bangsa Kirghiz baru saja merayakan 1000 tahun kesusastraan mereka, sebuah epos bernama Manas, puisi panjang tentang perjuangan pahlawan bernama Manas. Puisi ini panjangnya hampir setengah juta baris. Orang Kirghiz dengan banga mensejajarkan peradabannya dengan epos klasik dunia macam  Mahabarata dan Oddysei.

Seperti jatuh bangunnya perjuangan Manas, yang tidak pernah menyerah pada keadaan dan kegagalan, sebuah pepatah Kirghiz membuat saya kagum akan ketangguhan bangsa ini:

"Kami bangsa Kirghiz,
Sudah mengalami ribuan kematian,
Tetapi kami menjalani ribuan kehidupan."

 

(Bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com