Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Bangkirai, Sepenggal Hutan Tropis Kalimantan yang Tersisa

Kompas.com - 24/04/2008, 12:14 WIB

Selain aneka pohon, rotan, dan anggrek, di hutan itu juga terdapat sedikitnya 113 jenis burung antara lain pelatuk merah, elang hitam, tepekong rangkong, punai, raja udang, burung surga, srigunting, dan elang bondol. Satwa lain yaitu owa-owa (hylobates muelleri), ular piton, beruk (macaca nemestrina), lutung merah (presbytus rubicunda), monyet ekor panjang (macaca fascicularis), kancil, dan bajing terbang.

Pihak pengelola menyediakan tujuh trek bagi pengunjung agar bisa menjelajahi kawasan itu. Tingkat kesulitan trek beragam, dari yang ringan dan pendek (hanya 150 meter atau 300 meter) hingga yang sulit dan panjang (mencapai hitungan kilometer).

Kondisi trek dibiarkan alami: hanya berupa jalan setapak, pohon tumbang yang melintang di tengah jalan tidak disingkirkan jadi orang harus berjalan memutar supaya bisa melintas.

Kicau burung, aneka suara serangga, gesekan batang pohon, serta desiran angin di dedaunan menjadi paduan suara yang merdu untuk dinikmati saat menapaki jalan setepak di hutan itu.

"Wouw.. jadi ini namanya hutan. Seumur hidup, baru kali ini saya masuk hutan," kata Dian Lestari dari Tanoto Foundation, salah satu anggota rombongan kami.

Jembatan Gantung

Di tengah hutan ini tidak hanya ada aneka fauna dan flora. Persis di puncak Bukit Bangkirai terdapat jembatan gantung atau jembatan tajuk (canopy brige) yang menghubungkan empat pohon bangkirai yang tinggi besar. Jembatan itu terdiri dari tiga bagian dengan total panjang 64 meter.

Panjangnya mungkin tidak seberapa namun ini sesungguhnya ajang uji nyali. Saya sempat dag-dig sebelum melangkah ke jembatan yang terbuat dari baja dan tali itu. Jembatan berada 30 meter dari permukaan tanah, lebar kurang dari satu meter, dan bergoyang( di ketinggian itu kecepatan angin sekitar 30 mil per jam).

Untuk mencapai jembatan orang harus meniti 139 anak tangga yang terbuat dari kayu ulin dengan konstruksi mengitari pohon bangkirai yang tinggi sekitar 60-70 meter. Di puncak tangga ada menara untuk menikmati pemandangan sekitar.

Jembatan tersebut diklaim merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Konstruksinya dikerjakan pakar canopy brige dari Amerika Serikat dengan biaya mencapai 80 ribu dollar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com