Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (84)

Kompas.com - 01/07/2008, 08:03 WIB

[Tayang:  Senin - Jumat]



Ketakutan

Saya masih mencoba untuk mencari jawab akan rasa hormat dan takzim yang demikian tiada bandingan terhadap Sang Turkmenbashi. Apakah euforia abad emas yang begitu memesonakan? Atau mungkin hasil cuci otak dengan bilasan ideologi? Atau bahkan rasa takut yang sudah tersembunyi di sudut hati dan ikut mengalir bersama aliran darah?

Rasa takut terus menghantui saya ketika menyusuri jalanan kota Ashgabat. Bukan karena lalu lintas maut seperti di Jakarta, karena jalanan megah dan lebar di kota ini hampir selalu lengang. Bukan karena pencopet atau pencuri, karena kota ini tak pernah ramai. Juga bukan karena patung-patung bisu Turkmenbashi.

Saya merasa seperti berada di kota perang. Polisi dan tentara berseragam berpatroli di mana-mana, tanpa henti, sepanjang hari. Ada mata-mata jelmaan KGB yang terus mengintai. Di tiap sudut jalan setidaknya ada sepasang tentara yang mondar-mandir dengan langkah tegap, menyebarkan aura kegagahan dan keperkasaan. Tetapi aura yang mencapai permukaan kulit saya adalah rasa takut yang mencekam. Saya merasa setiap langkah saya selalu diawasi oleh mata-mata tanpa wujud. Setiap gerak-gerik saya terpantau, bahkan mungkin hembusan nafas saya di negeri ini pun ada yang memindai.

Pusat kota Ashgabat memang daerah yang teramat sangat sensitif, yang menjadi alasan ketatnya pengamanan. Ada istana presiden yang berkubah emas, dikelilingi puluhan gedung-gedung kementrian yang nampak megah. Patung-patung emas Sang Turkmenbashi juga bertebaran, menjadi hiasan wajib di setiap pintu gerbang gedung kementerian. Juga slogan-slogan penuh propaganda yang selalu menarik perhatian untuk dipotret dan dicatat.

Tetapi jangan lakukan ini di Ashgabat, kalau Anda tidak ingin bermain-main dengan polisi, jaringan intelejen, tentara, angkatan perang, dan segala macam personil mengerikan dari Turkmenistan.

Di Jalan Magtymguly, tempat berderetnya berbagai gedung departemen negara, ada sebuah gapura megah dengan patung emas Turkmenbashi berdiri gagah di bawah burung elang berkepala lima – lambang kepresidenan Turkmenistan. Saya tergelitik untuk mengabadikan gambar patung indah ini.

Jepret. Jepret.

Tiba-tiba seorang tentara yang berpatroli menyemprit saya. Dengan nada marah tentara itu menyergap saya, memberondong saya dengan pertanyaan mengapa mengambil gambar. Saya bersumpah, saya tidak memotret sama sekali.

Dia melepaskan cengkeramannya. Saya melanjutkan perjalanan.

Di ujung jalan, saya tiba-tiba dicegat lagi oleh tentara lain. Rupanya dia sudah mendapat informasi tentang aktivitas potret-memotret saya. Tentara ini kemudian menggiring saya ke sebuah kantor pusat pengamanan kementrian dan seorang pejabat tinggi meminta saya menunjukkan foto-foto yang sudah saya ambil.

Untung di tengah jalan saya sempat menghapus foto-foto sensitif itu.

"Lihat, saya tidak ambil foto sama sekali."

Dia tidak begitu percaya, tetapi tak bunya bukti lain lagi.

Saya bebas. Saya berjalan lagi meninggalkan tempat ini. Baru sampai di ujung jalan, saya sudah disergap tentara yang lain lagi, digiring ke kantor pusat yang sama. Kali ini tentara yang berpatroli mencatat semua data pribadi saya – nama, tempat tanggal lahir, nomer paspor. Jangan kaget kalau informasi tentang 'mata-mata' yang memotret gambar patung emas Turkmenbashi ini akan tersebar di seluruh penjuru negeri.

Rasanya hampir semua orang di sini memang sudah dilatih untuk jadi mata-mata. Jaringan intelijennya benar-benar kuat, dan dengan keluarbiasaan penyebaran informasi rahasianya saya percaya mereka pun tahu makanan apa saja yang saya makan hari ini.

Bukannya paranoid kalau setelah kejadian ini saya segera berlari ke kamar saya, merobek-robek semua catatan di buku harian saya tentang Turkmenistan. Kelak, ketika saya meninggalkan negara ini, tindakan ini ternyata benar-benar menyelamatkan saya.

Jika Anda terjebak dalam kejadian tidak mengenakkan seperti ini, kuncinya satu. Tetap ramah, tetap tersenyum, dan pura-pura bodoh. Saya punya lagi kisah lain 'bermain-main' dengan tentara Turkmenistan.

Di dekat Istana Presiden yang berkubah emas, saya tiba-tiba dicegat dua tentara muda yang membentak kasar, "Kamu ngapain foto-foto di sini?" Kedua tentara itu bertubuh gagah dan sangat tinggi. Saya tetap mengumbar senyum.

"Orang Turkmenistan tinggi-tinggi ya," saya mencoba membelokkan perhatian, "tidak seperti orang dari negara saya." Kedua tentara tadi tergelak-gelak, dan bertanya mengapa saya pendek. Mungkin kurang makan, jawab saya. Tawa mereka malah tambah meledak-ledak.

Kedua tentara itu malah berkenalan. Yang satu bernama Maksat, satunya Rahim. Keduanya 18 tahun. Masih sangat muda. Mereka sedang menjalani wajib militer selama dua tahun. Maksat kemudian dengan ramah berkata kepada saya, "kamu bisa motret gedung apa saja di sini. Kecuali yang satu itu, yang berkubah emas. Itu istana presiden. Ini termasuk rahasia negara."

Saya manggut-manggut. Sebagai kenang-kenangan, saya memberi kedua tentara itu uang 500 Rupiah yang masih baru. Mereka senang sekali. Dari semula tentara yang hendak menangkap saya karena memotret 'rahasia negara', mereka malah jadi fotomodel untuk foto-foto saya.

Polisi dan mata-mata memang bertebaran di mana-mana. Di negeri yang penuh nuansa represi ini, salah-salah sedikit bisa berujung penjara. Melenggang di atas jalanan Ashgabat memang terasa nyaman, karena kita tidak pernah khawatir akan rampok, penyamun, pencuri, jambret, dan gerombolan kriminal lainnya. Tetapi bersamaan dengan rasa aman itu muncul pula perasaan takut dan tertindas, karena setiap gerak-gerik, ucapan, dan denyut nadi kita terus-menerus terpantau dan terkontrol oleh pengintaian rahasia tanpa akhir.

(Bersambung)

____________

Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Kemenparekraf Dorong Tingkatkan Kunjungan Wisman

Travel Update
Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Jumlah Pengunjung Gunung Telomoyo Pecahkan Rekor pada Juni 2024, Tembus 63.126 Orang

Travel Update
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Sektor Parekraf Bisa Apa?

Travel Update
5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

5 Tempat wisata anak di Jakarta yang murah, di Bawah Rp 50.000

Jalan Jalan
Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Dorong Wisatawan Liburan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Gandeng Tasya Kamila Luncurkan TVC “Libur Telah Tiba”

Travel Update
Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Ada Diskon Traveloka hingga 68 Persen untuk Liburan Sekolah 2024

Travel Update
Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Konser Musik di Tangerang Ricuh, Sandiaga: Jangan Sampai Citra Baik Konser Dicoreng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com