Turkmenbashi, yang dulunya pentolan partai komunis Soviet dari Turkmenia, kini mendengung-dengungkan keislaman sebagai ciri khas bangsa Turkmen, yang berasal dari kata Turk dan Iman. Dari seorang komunis sejati, beliau tiba-tiba berubah figur menjadi agamis, pemimpin jiwa dan spiritual bangsa yang dipimpinnya, dari sebuah negeri kuno yang baru merdeka dan menapaki masa depan yang gemilang.
Saya sebenarnya juga ingin memborong Ruhnama, lumayan untuk oleh-oleh buat kawan yang ingin dibersihkan rohnya, juga pasti jadi bacaan asyik selama perjalanan. Tetapi kitab ini kelewat tebal dan berat. Jarak spasi antar baris terlalu besar, sehingga kesannya memang untuk membuang-buang kertas. Mungkin Turkmenbashi juga mengejar target jumlah halaman minimal. Alhasil saya cuma berhasil menyumpalkan sebentuk kitab Ruhnama ke dalam tas ransel saya.
Sekarang, mari kita bersama-sama membasuh jiwa kita dengan Ruhnama.
(Bersambung)
____________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!