Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (91)

Kompas.com - 10/07/2008, 06:32 WIB

[Tayang:  Senin - Jumat]

Ruhnama

“Wahai Turkmen! Segala cintaku hanya bagimu. Segala penderitaan hanya untukku” demikian tulis Sang Turkmenbashi dalam buku panduan jiwa, Ruhnama, yang menjadi bacaan wajib semua orang Turkmen.

Siapa pengarang buku terlaris di Turkmenistan? Tak perlu terkejut kalau untuk posisi ini pun, Sang Presiden Turkmenbashi menjadi jawaranya. Lihat saja toko-toko buku milik negara yang bertebaran di seluruh Ashgabat. Hampir semua buku yang dijual adalah buah karya Sang Presiden. Warna hijau dan merah kitab suci berjudul Ruhnama memenuhi rak-rak.

Ruhnama, dari kata ruh dan nama, artinya ‘kitab jiwa’. Tujuannya untuk mempersiapkan roh dan jiwa bangsa Turkmen menyambut datangnya era baru, Abad Emas yang telah berabad-abad dinantikan kedatangannya. Bukan hanya ditulis dalam bahasa Turkmen, tetapi juga ada versi terjemahan Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, China, Jepang, Arab, Hungaria, Ceko, Korea, Hindi, Thai, sampai Zulu. Lebih dari 25 bahasa dunia. Turkmenbashi ingin cita-cita dan buah pikirannya pun dibaca seluruh umat manusia di dunia, sebagai sumnbangsih negerinya pada peradaban dan perdamaian di muka bumi.

Saya yang terkagum-kagum dengan kedahsyatan toko buku Ruhnama ini, langsung mengeluarkan kamera dan siap menjepret. Mbak penjaga toko serta merta dengan judes berteriak, “Dilarang potret-potret!”

Yang jelas, walaupun belum diterjemahkan dan diekspor ke Indonesia, Ruhnama sudah siap dibaca oleh mahluk luar angkasa. Pada tanggal 27 Agustus 2005, pemerintah Turkmen dengan kebanggaan tiada tara mengumumkan, "Ruhnama telah menaklukan angkasa luar", ketika sebuah roket Rusia berhasil mengorbit di luar sana. Bersama-sama dengan Ruhnama diterbangkan juga bendera nasional Turkmenistan, berwarna hijau dan dihiasi dekorasi permadani nan cantik. Semuanya ini adalah kebanggaan nasional Turkmenistan, buah karya Sang Presiden yang tak tertandingi keluhurannya.

Mengorbitnya Ruhnama mengelilingi bumi, dalam sebuah kapsul luar angkasa yang kelak akan populer dipakai untuk mengirim mayat ke antariksa, disebut-sebut sebagai kemenangan bangsa Turkmen yang memperkenalkan nilai luhur kemanusiaan dan perdamaian kepada masyarakat dunia.

"Ruhnama harus menjadi pusat alam semesta. Dalam semesta ini, semua masalah kosmik dari masa sekarang dan masa depan terus berputar, dalam gaya tarik, gaya sentripetal, dan orbit Ruhnama." Demikian termaktub dalam kitab agung itu.

Di dalam negeri, Ruhnama mengiringi detak jantung, hembusan nafas, dan sirkulasi darah dalam jiwa setiap manusia Turkmen.

Buku ini adalah buku wajib yang harus dibaca semua warga negara, mulai dari bayi hingga orang jompo, yang sudah tak terbantahkan lagi kesempurnaannya. Semua harus belajar Ruhnama, dan harus siap dites hafalannya, pemahamannya, dan pengamalannya. Di negara antah berantah ini, bahkan untuk mengambil Surat Izin Mengemudi pun orang harus lulus ujian Ruhnama dulu.

Ruhnama, kitab tebal dengan kualitas kertas sangat bagus dan sampul hardcover dijual dengan harga cuma 50.000 Manat, tidak sampai dua dolar. Seorang ibu guru SD memborong beberapa lusin buku Ruhnama, ditambah kitab-kitab lain karangan Presiden seperti Ruhnama Jilid II, "Engkau adalah Turkmen" dan "Takdir Turkmen adalah Takdirku." Pasti untuk murid-muridnya yang sudah tidak sabar menantikan suapan rohani disampaikan di ruang-ruang kelas.

Di masjid-masjid, selain ada Al Qur'an, alim ulama pun tak lupa memberi dakwah dengan menyitir Ruhnama.

Presiden Turkmenbashi pernah bertitah, "Saya sudah meminta Allah untuk mengizinkan orang yang membaca Ruhnama tiga kali – di rumah, waktu subuh dan maghrib – supaya langsung masuk ke surga."

Apakah Ruhnama benar-benar setara dengan Kitab Suci? Sang Pemimpin tidak pernah berkata demikian. Dalam Ruhnama, Turkmenbashi berulang kali menuliskan jangan sekali-sekali menyamakan Ruhnama dengan Al Qur'an, karena Ruhnama bukan buku agama, juga bukan buku sejarah. Di pintu masuk Masjid Turkmenbashi, di kota kelahirannya Gypjak yang dijadikan pengganti naik haji ke Mekkah bagi orang Turkmen, tertulis besar-besar semboyan suci, "Ruhnama Mukaddes Kitapdir, Gurhan Allahin Kitaby", Ruhnama Kitab yang Suci, Qur'an Kitabnya Allah.

Tetapi bagi orang Turkmen, kedudukan Ruhnama memang bukan sekedar kitab jalan hidup seperti halnya kitab Pedoman Pengamalan dan Penghayatan Pancasila. Ada nuansa mistis yang mengiringi setiap lembarnya. Saya ingat pernah dimarahi orang-orang Turkmen yang histeris ketika saya membuat catatan kecil di pojok-pojok halaman kitab itu..

           "HAH!!! Apa yang kamu lakukan? Ini kitab bagus!"

Tidak boleh ditulisi. Kitab ini harus diperlakukan seperti Al-Qur'an.

          "Kamu tahu Qur'an? Itu buku suci. Ruhnama juga begitu. Tidak boleh disobek, ditulis-tulisi, dan harus diletakkan di tempat yang tinggi," katanya mengajari saya bagaimana harus membaca Ruhnama. Halamannya harus dibuka perlahan-lahan, diiringi doa agar ilmunya dapat diresapi dan diamalkan.

Agama Islam pun bercampur aduk dengan segala mukjizat Turkmenbashi. Di satu sisi, saya melihat ibu-ibu tua mendirikan salat di sebuah sudut pasar yang ramai. Di sisi lain, seorang gadis muda penjaga kafeteria yang bangga sebagai Muslim Turkmen mengaku tidak tahu artinya kalimah laillahaillalah. Dengan jujur si gadis cantik beralasan belum pernah belajar bahasa asing. Masjid-masjid super megah dan besar terus dibangun di penjuru Ashgabat, tetapi selalu kosong melompong nyaris tidak ada jemaah sama sekali.

Turkmenbashi, yang dulunya pentolan partai komunis Soviet dari Turkmenia, kini mendengung-dengungkan keislaman sebagai ciri khas bangsa Turkmen, yang berasal dari kata Turk dan Iman. Dari seorang komunis sejati, beliau tiba-tiba berubah figur menjadi agamis, pemimpin jiwa dan spiritual bangsa yang dipimpinnya, dari sebuah negeri kuno yang baru merdeka dan menapaki masa depan yang gemilang.

Saya sebenarnya juga ingin memborong Ruhnama, lumayan untuk oleh-oleh buat kawan yang ingin dibersihkan rohnya, juga pasti jadi bacaan asyik selama perjalanan. Tetapi kitab ini kelewat tebal dan berat. Jarak spasi antar baris terlalu besar, sehingga kesannya memang untuk membuang-buang kertas. Mungkin Turkmenbashi juga mengejar target jumlah halaman minimal. Alhasil saya cuma berhasil menyumpalkan sebentuk kitab Ruhnama ke dalam tas ransel saya.

Sekarang, mari kita bersama-sama membasuh jiwa kita dengan Ruhnama.


(Bersambung)
____________

Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Travel Update
Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Travel Update
TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

Travel Update
Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com