SOLO, SELASA - Pengalaman berorganisasi dan kini masih mengemban status sebagai salah seorang staf menteri Mennegpora, Icuk Sugiaharto menolak bila dikatakan dirinya sebagai figur publik yang datang secara tiba-tiba terjun ke dunia politik.
Jabatannya di struktur internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) membuat mantan juara dunia Bulutangkis tiga kali, tahun 1983, 1985 dan 1986 ini makin merasa yakin untuk menapaki dunia politik yang penuh dengan intrik.
Dari beberapa figur publik, mantan pebulutangkis yang sempat mengharumkan nama Indonesia ini mendapat restu dari DPP PPP untuk menjadi anggota legislatif untuk periode 2009-2014. Icuk akan menjadi calon wakil rakyat untuk daerah pemilihah Jawa Tengah V yang meliputi Solo, Klaten, Boyolali dan Sukoharjo.
Dalam perbincangan khusus dengan Persda Network, Selasa (5/8) Icuk mengaku dapil yang dipilihnya memang keinginan sendiri. Saat meniti karir hingga sekarang ini masih dikenal masyarakat sebagai salah satu mantan atlet Bulutangkis dunia, dapil yang dipilihnya memiliki arti tersendiri.
"Saya memang kelahiran Solo. Besar di Klaten dan dulu selalu berkecimpung di sana, termasuk Boyolali maupun Sukoharjo. Masyarakat di sana, sudah menjadi bagian dari keluarga saya. Ndak (tidak) mungkin saya ngibuli rakyat yang saya cintai hingga saat ini di sana," kata Icuk.
Icuk yang lahir pada 4 Oktober 1962 ini kemudian menegaskan kembali. Dirinya tak datang secara tiba-tiba di dunia politik. Berbagai organisasi kepemudaan termasuk lama sebagai pengurus KNPI, membuat Icuk merasa makin matang akan dunia barunya ini.
"Saya ini bukan figur yang istilahnya hanya bisa sekedar 'nyanyi' saja. Tapi saya bisa berbuat sesuatu berdasar pengalaman di organisasi. 20 tahun saya sudah berkecimpung di organisasi yang membuat saya makin matang apa yang disbut dengan dunia politik," tegasnya.
Menjadi wakil rakyat, baginya bukan tujuan mencari kesejahteraan. Tapi berbuat untuk rakyat, bukan ngibulin rakyat. "Dan saya tidak berharap menjadi kaya bila jadi anggota DPR meski banyak tokoh-tokoh yang banyak kaya mendadak. Jangan berbicara sejahtera kalau kita membohongi rakyat sebenarnya kita belum sejahtera," tandas Icuk.
Berlabuh di PPP, kata Icuk menjadi pilihannya. Sebab PPP dianggap sebagai partai modern, reformis tanpa meninggalkan asas Islam. "Saya secara pribadi melihatnya, PPP saat ini sudah reformis. Apalagi, kini dipimpin oleh tokoh-tokoh reformis," akunya. (Persda Network/Rachmat Hidayat)