Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mampu Bersaing, Kopi Turgo Bidik Pasar Eksklusif

Kompas.com - 21/08/2008, 12:21 WIB

Sleman, Kompas - Kelompok Usaha Bersama kopi bio Turgo membidik pasar eksklusif di Yogyakarta melalui kerja sama dengan perhotelan, kafe, paguyuban angkringan, dan biro perjalanan wisata. Pasar eksklusif dibidik karena kopi Turgo tidak mampu bersaing dengan kopi bermerek terkenal di pasar umum. Segmentasi pasar ini untuk menghidupkan kembali industri kecil pengolahan kopi khas lereng selatan Gunung Merapi itu.

"Kami mulai membidik pasar eksklusif untuk memasarkan kopi Turgo. Calon konsumen yang kami bidik adalah paguyuban angkringan, perhotelan, kafe, dan biro perjalanan," ucap Hariyanto, Kepala Bina Program Perkebunan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Rabu (20/8).

Ia menilai, kerja sama yang akan bergulir mulai akhir Agustus itu akan menyerap produksi kopi petani. Pasokan kopi yang bisa dipenuhi petani berkisar 30 kilogram per hari. Produksi kopi itu diharapkan bisa ditingkatkan bila kerja sama dengan konsumen terbatas berjalan.

Selama ini, pemasaran kopi Turgo juga sudah masuk ke beberapa hotel di Sleman dan pengelola Lapangan Golf Merapi. Kelompok Usaha Bersama kopi bio Turgo ini juga membidik pedagang makanan dan minuman di sejumlah tempat wisata, seperti di Kaliurang.

Lokasi produksi kopi di Dusun Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman, akan dibuka kembali untuk ruang pamer dan kedai minum. Tempat tersebut strategis karena berada di pinggir jalan menuju obyek wisata Kaliurang. Wisatawan bisa mampir, baik untuk membeli produk kopi maupun melihat proses produksi.

"Kami tidak memiliki kekuatan jika harus bersaing dengan produsen besar. Selain terbatas modal, produksi kami juga belum banyak," ujar Darmanto, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sleman.

Warsono, Kepala Seksi Produksi, Bidang Perkebunan Kabupaten Sleman, mengatakan, pengembangan pemasaran kopi juga diimbangi dengan penambahan luas kebun. Saat ini, luasan kebun kopi berkurang karena banyak yang rusak akibat erupsi Merapi pada 2006 dan terkena banjir lahar dingin. Sebagian besar tanaman kopi juga sudah tua sehingga perlu peremajaan.

Peremajaan tanaman dengan penyambungan pernah dilakukan pada 2005, mencakup luasan 100 hektar dengan keberhasilan mencapai 80 persen.

Kopi bio lereng selatan Merapi merupakan salah satu produk khas Sleman. Tanaman kopi hanya dipupuk menggunakan kompos untuk mempertahankan kekhasan rasa. Produksi kopi mulai diolah menjadi kopi bubuk dengan merek Turgo untuk membantu petani dalam pemasaran. Namun, usaha menembus pasaran sulit karena kalah bersaing dengan kopi merek terkenal. (ANG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com