Sleman, Kompas - Kelompok Usaha Bersama kopi bio Turgo membidik pasar eksklusif di Yogyakarta melalui kerja sama dengan perhotelan, kafe, paguyuban angkringan, dan biro perjalanan wisata. Pasar eksklusif dibidik karena kopi Turgo tidak mampu bersaing dengan kopi bermerek terkenal di pasar umum. Segmentasi pasar ini untuk menghidupkan kembali industri kecil pengolahan kopi khas lereng selatan Gunung Merapi itu.
"Kami mulai membidik pasar eksklusif untuk memasarkan kopi Turgo. Calon konsumen yang kami bidik adalah paguyuban angkringan, perhotelan, kafe, dan biro perjalanan," ucap Hariyanto, Kepala Bina Program Perkebunan, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Rabu (20/8).
Ia menilai, kerja sama yang akan bergulir mulai akhir Agustus itu akan menyerap produksi kopi petani. Pasokan kopi yang bisa dipenuhi petani berkisar 30 kilogram per hari. Produksi kopi itu diharapkan bisa ditingkatkan bila kerja sama dengan konsumen terbatas berjalan.
Selama ini, pemasaran kopi Turgo juga sudah masuk ke beberapa hotel di Sleman dan pengelola Lapangan Golf Merapi. Kelompok Usaha Bersama kopi bio Turgo ini juga membidik pedagang makanan dan minuman di sejumlah tempat wisata, seperti di Kaliurang.
Lokasi produksi kopi di Dusun Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman, akan dibuka kembali untuk ruang pamer dan kedai minum. Tempat tersebut strategis karena berada di pinggir jalan menuju obyek wisata Kaliurang. Wisatawan bisa mampir, baik untuk membeli produk kopi maupun melihat proses produksi.
"Kami tidak memiliki kekuatan jika harus bersaing dengan produsen besar. Selain terbatas modal, produksi kami juga belum banyak," ujar Darmanto, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Sleman.
Warsono, Kepala Seksi Produksi, Bidang Perkebunan Kabupaten Sleman, mengatakan, pengembangan pemasaran kopi juga diimbangi dengan penambahan luas kebun. Saat ini, luasan kebun kopi berkurang karena banyak yang rusak akibat erupsi Merapi pada 2006 dan terkena banjir lahar dingin. Sebagian besar tanaman kopi juga sudah tua sehingga perlu peremajaan.
Peremajaan tanaman dengan penyambungan pernah dilakukan pada 2005, mencakup luasan 100 hektar dengan keberhasilan mencapai 80 persen.
Kopi bio lereng selatan Merapi merupakan salah satu produk khas Sleman. Tanaman kopi hanya dipupuk menggunakan kompos untuk mempertahankan kekhasan rasa. Produksi kopi mulai diolah menjadi kopi bubuk dengan merek Turgo untuk membantu petani dalam pemasaran. Namun, usaha menembus pasaran sulit karena kalah bersaing dengan kopi merek terkenal. (ANG)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.