Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (29): Truk Dongfeng

Kompas.com - 11/09/2008, 06:58 WIB

Dua jam menunggu, baru melintas ke Zhangmu. Xiao Bai yang bernegosiasi dengan sopir truk. Kawan lelakinya itu sepertinya malah bergantung pada si gadis.

          “Truk ini mau ke Zhangmu!” seru Xiao Bai penuh semangat, “tetapi mereka bilang tak ada tempat untuk tiga orang. Paling banyak dua orang saja, dan itu pun tarifnya 300 Yuan. Kalau misalnya kami tak bisa berangkat, kau berangkat dululah. Kamu kan orang asing, tamu kami.”

Rombongan truk ini berjumlah dua kendaraan truk Dongfeng - Angin Timur. Sopirnya semua orang Sichuan. Mereka berhenti di Shegar untuk makan siang. Xiaobai terus menguntit sopir itu, terus merayunya untuk mengangkut kami bertiga. Kalimat ampuhnya adalah,

          “Tolonglah kami, sifu, kami ini cuma pelajar... tak punya uang....”

Ding, sopir yang paling berkuasa dalam rombongan ini, akhirnya setuju mengangkut kami bertiga. Dua orang ikut truk belakang, seorang ikut truk miliknya. Harganya pun malah turun, jadi 200 Yuan untuk tiga orang.

Saya berpisah dengan Xiao Bai dan kawannya itu, duduk sendirian bersama seorang penumpang Tibet di truk milik Ding. Selain sang sopir, dalam truk kami masih ada sopir lain dan istri Ding. Mereka sebenarnya satu keluarga, bersama-sama datang ke Zhangmu.

           “Kami juga jalan-jalan kok,” kata istri Ding yang tidur rebahan di belakang kursi.

Nyamannya truk Dongfeng, selain tempat duduk ada pula tempat menaruh barang yang bisa juga jadi tempat tidur dan selonjor sopir yang kelelahan. Sebenarnya yang bekerja cuma Ding, tetapi ia membawa serta istri dan anaknya.

           “Saya juga suka menjelajah,” kata Ding, sopir truk ini, “hampir semua perbatasan China sudah saya rambah. Louwu di dekat Hong Kong, Khunjerab dekat Pakistan, Zhangmu dekat Nepal, Erlian di Mongolia, sampai perbatasan Korea Utara, Laos, Vietnam, Kazakhstan, ... semua saya sudah pergi. Pekerjaan saya memang menyetir ke seluruh pelosok negeri ini. China memang besar.”

Keluarga ini seperti gipsi yang merambah ke ujung dunia dengan truk Dongfeng mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com