Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (41): Ceroboh

Kompas.com - 29/09/2008, 08:03 WIB

Ini adalah kamera yang sudah rusak sejak meninggalkan Tibet. Tetapi walaupun begitu, masih bisa untuk memotret, dan satu-satunya tumpuan harapan saya untuk mengabadikan keseharian di Nepal. Bagaimana bisa hilang?

Tanpa sempat mengancingkan baju dan mengunci pitu, saya melesat ke arah warung internet. Jantung saya berdebar kencang. Nafas memburu tidak karuan.

Warung internet kosong melompong. Komputer yang tadi saya pakai sudah mati. Tak ada apa-apa. Dua jam lalu kamera saya tertinggal di sini, dan sekarang hilang!

Looking for your bag, Sir?” tiba-tiba suara pria dari belakang membuat saya terloncat. Suara itu begitu mengejutkan, tetapi membuat saya nyaris menangis penuh haru biru.

Pria itu adalah pemilik warnet.. Di atas kedua tangannya, tas mungil kamera saya bertengger. Begitu ia melihat barang saya tertinggal, tanpa tahu apa isinya, langsung diamankan di kasir. Sungguh ia orang yang jujur.

Saya langsung memeluknya, penuh dengan keharuan, tawa bercampur tangis. Sungguh tak percaya bahwa di tempat yang dipenuhi turis asing berduit tebal dikelilingi orang-orang lokal yang mengais rejeki, tempat ini masih berlimpah kejujuran. Bayangkan kalau ini terjadi di Jakarta, berapa persen kemungkinan barang berharga saya akan kembali? Di Kathmandu pun, tidak semua orang yang punya pengalaman seperti ini bisa seberuntung saya.

          “Kamu ceroboh sekali,” kata pemuda pegawai losmen, “Bukan hanya kamu meninggalkan kamera di warnet, kamu juga tidak mengunci kamar. Kalau ada maling masuk, siapa yang tanggung jawab? Dan lihat bajumu itu.... tidak dikancing pula?”

Saya tertunduk malu. Di Kathmandu segala penyakit buruk saya muncul semua. Manja, malas, ceroboh, tak berguna. Apakah saya mampu mewujudkan cita-cita saya, melihat ujung Afghanistan yang keras dengan mental selembek ini?

           “Coba kamu ingat-ingat ini,” kata pemuda Nepal itu, “Nepal, singkatan dari Never Ending Peace and Love, negeri kami penduduknya jujur dan penuh cinta kasih. India, itu singkatan I Never Do It Again. Di Nepal kamu masih bisa selamat. Di India, jangan harap!”

I Never Do It Again. Saya berjanji untuk tidak mengulanginya.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com