Membaca nama Afghanistan disebut dalam ekspedisi penuh tantangan ini, semangat berpetualang saya langsung bergelora kembali. Tetapi apa saya bisa? Bahkan saya memejamkan mata dan berulang kali mengucap
“Ya Allah khair... Ya, Tuhan tolong...” ketika saya dan Majid terperangkap dalam jip Rusia tua dari desa Khel kembali ke Sost.
Subuh-subuh, sopir jip tak mau kehilangan kesempatan untuk memperoleh urutan pertama mengangkut penumpang dari Sost. Seperti kesetanan, jip berlari kencang di seutas jalan berkelok-kelok selebar empat meter di bibir jurang, salip-menyalip. Saya terlonjak dan menghembus nafas panjang berkali-kali, ketika jip kami sudah berada di bibir jurang.
Hanya butuh satu jam dua puluh menit, dari waktu tempuh biasa dua setengah jam, kami sampai di Sost. Saya masih merasakan kengerian, deru angin, dan kegelapan yang membungkus memori saya dari Lembah Chapursan, di mana desa-desa takluk di bawah bayang gunung, di mana matahari absen berbulan-bulan.
(Bersambung)
_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!