Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aris, Merangkul Pelukis Jalanan di Kota Tua

Kompas.com - 23/01/2009, 22:28 WIB

Namun, di sisi lain ia sadar, untuk mewujudkan keinginannya itu salah satu cara yang harus ditempuh adalah melobi pihak-pihak terkait.

”Saya susah melobi. Itu bukan pekerjaan mudah bagi seniman. Kami menunggu tawaran pemerintah saja, untuk menyediakan wadah yang resmi di sekitar Kota Tua, entah itu di Fatahillah atau Kali Besar,” ujarnya.

Tanpa batas

Sejak lama Aris berkeinginan supaya wong cilik juga bisa menikmati lukisan. ”Saya sendiri dari dulu suka minder kalau mau melihat pameran lukisan. Kadang melihat tatapan satpam saja sudah membuat saya takut dan tak berani masuk ruang pamer.”

Oleh karena itulah, dia ingin menciptakan lukisan yang bisa dilihat siapa pun, tanpa dibatasi oleh strata sosial-ekonomi.

”Biarkan setiap orang, siapa pun, bisa menikmati lukisan itu,” kata Aris yang sejak kecil hingga remaja menjadi penjual es keliling.

Tentang penghargaan untuk seniman jalanan, lulusan sekolah dasar ini mengatakan, untuk itu masih dibutuhkan perjuangan.

Ia bercerita, pada suatu rapat tentang seniman jalanan di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, tahun 1990-an, Aris melontarkan keprihatinannya terhadap para pelukis jalanan yang mangkal di pinggiran kali di Pasar Baru.

”Saya tidak bilang kalau punya andil, tetapi saat itu saya ikut meminta supaya ada tempat yang layak buat seniman jalanan di Pasar Baru. Belakangan ini, di kawasan itu sudah ada tempat resmi untuk pelukis jalanan,” ceritanya.

Berpameran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com