Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasir, Melestarikan Mi Lethek di Bantul

Kompas.com - 23/02/2009, 00:47 WIB

Eny Prihtiyani

Di rumah yang sederhana itu, sekitar 22 tenaga kerja menggantungkan nasib pada usaha mi lethek. Kenyataan itu membuat Yasir Feri Ismatrada tetap mempertahankan metode produksi tradisional. Meski memakai peralatan tradisional, kapasitas produksinya bisa mencapai 10 ton per bulan.

Yasir Feri Ismatrada adalah warga Dusun Bendo, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia memulai usaha membuat mi sejak tahun 2002, meski mi lethek sebenarnya adalah usaha turun-temurun keluarga yang mulai diproduksi sejak tahun 1940-an. Tahun 1982 usaha tersebut sempat terhenti karena kesulitan ekonomi.

Setelah lama produksi mi lethek terhenti, Yasir mulai tergelitik untuk menggerakkan kembali usaha keluarganya. Ide itu muncul setelah dia mendengar informasi dari seorang dokter tentang khasiat singkong. Yasir pun teringat akan mi lethek produksi keluarganya yang dibuat dengan bahan dasar singkong.

”Penjelasan dokter itu membuat saya tergugah. Saya sekaligus merasa tertantang untuk mengembangkan kembali mi lethek. Saya yakin mi produksi saya bisa menguasai pasar karena rasanya berbeda dengan mi pada umumnya. Saya juga percaya khasiat singkong sangat baik untuk kesehatan tubuh,” katanya.

Mi lethek terbuat dari bahan dasar tepung tapioka atau tepung singkong yang dicampur dengan gaplek. Kedua bahan itu diaduk dengan menggunakan alat berbentuk silinder. Silinder tersebut digerakkan oleh tenaga sapi. Setelah bahan baku diaduk, dimasukkan ke tungku kukusan, lalu diaduk lagi untuk mengatur kadar airnya. Kemudian adonan tersebut dipres dan dikukus lagi. Proses terakhir berupa pencetakan dan penjemuran mi hingga kering.

Produk ini disebut mi lethek karena warna mi ini tidak secerah mi pada umumnya, yakni putih atau kuning. Warna mi ini butek atau keruh karena tidak menggunakan bahan pemutih, pewarna, ataupun pengawet. Lethtek dalam bahasa Jawa artinya kotor.

Justru warna mi lethek benar-benar alami muncul dari proses produksi. Meski diolah secara tradisional, mi lethek bisa bertahan hingga tiga bulan apabila disimpan dalam ruangan yang tidak lembab.

Langganan Presiden

Konsumen awam yang melihat wujud mi lethek mungkin tidak akan tertarik karena tampilannya memang kurang menarik. Namun, begitu tahu rasanya, banyak orang yang langsung ketagihan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com