Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miitem Bukan Sembarang Mi

Kompas.com - 28/02/2009, 07:00 WIB

Di warung kecil ini mi sayuran bisa disantap dengan pangsit goreng dan bakso. Bahkan, mulai pekan depan, mi sayuran bisa disantap dengan ayam rica-rica yang pedas tetapi nikmat.

Mi sayuran disajikan dalam dua pilihan, yakni satu warna atau dicampur warna-warni bak pelangi. Dari segi rasa, mi sayuran ini terasa lebih lembut dibandingkan dengan mi biasa.

Helaiannya lebih kecil dan langsing. Menurut Heri, karyawan Bakmi Resto, konsumen lebih senang yang berwarna hijau yang dibuat dari mi dan bayam. ”Mungkin karena warnanya juga lebih menarik,” ucapnya.

Harga mi sayuran dan mi kuning biasa tak berbeda. ”Satu mangkuk saya jual Rp 7.000. Namun, kalau mi bakso saya jual Rp 8.000,” kata Heri.

Harga yang murah dan mi yang sehat tentu membuat mi dagangan Heri cepat habis. Dia mengaku biasanya sore hari sudah tutup. ”Kalau hari Sabtu bisa tutup lebih malam,” kata dia.

Warung bakmi itu baru buka dua bulan lalu. Namun, berkat promosi dari mulut ke mulut dan media massa, konsumen pun berdatangan ke sana.

Mi aceh dan mi makassar

Di luar modifikasi mi secara modern, masyarakat di luar Jakarta dari puluhan tahun lalu sudah mengenal mi yang dimasak sesuai selera warga setempat. Mi aceh yang kini banyak bertebaran di Jakarta memang benar-benar berasal dari Aceh.

Kedai-kedai kopi di Aceh, kata Ratna Dwikora, pemilik Rumah Makan Seulawah yang menyediakan aneka menu makanan khas Aceh, selalu menyediakan mi aceh.

Kebiasaan menyantap mi aceh yang memiliki cita rasa kari kemudian ia bawa ke Jakarta. Tahun 1995, Ratna membuka rumah makan mi aceh dan bertahan sampai sekarang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com