Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri, dari Penjara Brasil ke Cileungsi

Kompas.com - 03/03/2009, 08:56 WIB

Oleh Sarie Febriane

Pada 14 Maret 2006 pukul 04.00, Sao Paulo, Brasil. Dering telepon di kamar hotel sontak membangunkan tidur lelap Sri. Suara lelaki (si penelepon) menyebut nama Ben sebagai sandi komunikasi.

Lelaki itu berkata tak lama lagi akan datang ke hotel untuk menyerahkan titipan yang harus dibawa Sri. Itulah amanat Ben, lelaki Nigeria yang dikenalnya di Jakarta dan menyuruhnya ke Brasil.

Ini sepotong cerita pengalaman Sri Lestari (33), potret kelam perempuan Indonesia yang pernah dijadikan kurir narkoba antarnegara oleh sindikat internasional. Perempuan asal Karanganyar, Jawa Tengah, ini tertangkap polisi di Bandar Udara Rio de Janeiro, Brasil, pada 15 Maret 2006. Polisi Brasil menemukan 8 kilogram kokain yang disembunyikan dalam lapisan keras tersembunyi di dasar koper.

Sri lantas diadili dan dipenjara dua tahun lebih di penjara perempuan di Rio de Janeiro. Agustus 2008, Sri bebas dan kembali ke Tanah Air. Kini, bersama anaknya, Ari (16), yang setengah lumpuh, Sri berusaha merekatkan lagi serpihan-serpihan hidupnya yang sempat hancur.

Pekan lalu, di rumahnya yang bertipe 27 di Cileungsi, Bogor, Sri mengisahkan seluruh pengalamannya. Mulai dari awal keterlibatannya, pengalaman ditahan di sel kantor polisi Brasil yang tak beratap serupa kandang hewan, suka duka di penjara perempuan, nyambi kerja menjadi tukang pijit bagi para napi, belajar bahasa Portugal di penjara demi lancar bersosialisasi, hingga akhirnya bebas setelah bandingnya dikabulkan hakim.

Sri hanyalah salah satu dari sekian banyak perempuan WNI yang selama ini kerap dimanfaatkan—baik secara sadar maupun tidak sadar—oleh sindikat perdagangan narkoba internasional. Catatan terkini Direktorat Narkoba Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, dalam kurun waktu 2000-2008 ada 10 perempuan WNI yang tertangkap di luar negeri karena berperan sebagai kurir narkoba. Jenis narkoba yang mereka bawa adalah sabu, heroin, dan kokain. Dari ke-10 perempuan itu, Sri adalah kurir yang tertangkap dengan volume narkoba terbesar, yang diperkirakan bernilai Rp 30 miliar.

Selama di penjara di Brasil, Sri bertemu dengan ratusan perempuan lain dari berbagai suku bangsa di dunia, yang juga terjerumus dalam perdagangan global narkoba. Semua perempuan itu serupa dirinya, datang dari kelas ekonomi marjinal.

Ketika lelaki tadi tiba di hotelnya, ada suara hati yang memperingatkan Sri. Dia lantas meminta laki-laki itu menumpahkan isi kedua koper itu. Bermacam pakaian bermerek, tas, dan mainan anak-anak berserakan. Tak ada yang aneh.

”Di bandara baru ketahuan. Di balik kain pelapis dasar koper tersembunyi lapisan keras. Polisi sampai harus bongkar paksa pakai pisau. Di situ kokainnya disimpan,” cerita Sri.

Saat itu, kali kedua Sri mengambil koper berisi pakaian di luar negeri. Sebelumnya Ben menyuruhnya ke India pada 24 Desember 2005. Sepanjang perjalanan, Sri dipandu Ben melalui telepon seluler.

Terjerat utang

Faktor ekonomi selalu menjadi awal ”kerelaan” para kurir perempuan terlibat dalam sindikat narkoba internasional.

Sri sebelumnya adalah pedagang tekstil di Tanah Abang, Jakarta. Setelah bercerai, Sri banting tulang. Bekas suaminya juga bekas pedagang tekstil di Tanah Abang. Sri lalu bekerja dengan Eze, seorang laki-laki pedagang tekstil asal Nigeria.

Sri membantu Eze mengimpor pakaian dan sepatu buatan Indonesia ke Nigeria. Pakaian dan sepatu itu diproduksi perajin usaha kecil menengah di kawasan Senen. Dalam sepekan, bisa ribuan baju dan sepatu terkirim ke Afrika. Dari bisnis itu, Sri mulai mampu mencicil rumah kecil di Cileungsi.

Namun, akhir 2002, usaha Eze dan Sri bangkrut karena serbuan barang China yang makin membanjiri pasar. Pelanggan-pelanggan dari kawasan Afrika beralih ke produk China. Eze akhirnya menyerah dan kembali ke Nigeria.

Ketika itu, rumah Sri yang cicilannya belum lunas rusak parah dan nyaris ambruk bagian atapnya. Sementara, Ari mulai sakit dan nyaris lumpuh. ”Saya lalu ngutang Rp 10 juta sama Rere, cewek yang suka nongkrong di rumah makan di dekat kargo di Petamburan (Tanah Abang),” tutur Sri.

Sri gagal membayar utangnya saat jatuh tempo. Rere lalu mengenalkan Sri kepada pacarnya, yaitu Ben. ”Mereka berdua bilang, utang saya bisa lunas jika saya mau membantu mereka ambil baju-baju dan antar uang kepada rekan bisnis mereka di luar negeri,” ujar Sri yang hanya lulusan SD ini.

Hati kecil Sri sebenarnya bertanya-tanya mengapa baju dan uang tidak dikirim saja. Ben beralasan, jika uang ditransfer, akan dicurigai polisi sebagai dana teroris. ”Saya percaya karena lagi ramai bom. Di pikiran saya waktu itu yang penting utang lunas dan dapat tambahan duit buat berobat Ari,” tutur Sri.

Ben sendiri akhirnya tertangkap polisi pada Desember 2006 di Cidodol, Jakarta Selatan.

Kini di Cileungsi, Sri membangun hidup barunya. Sembari mencari pekerjaan tetap, Sri sesekali menjual baju kepada para tetangganya. Ia juga menyimpan mimpi untuk bisa menyekolahkan Ari meski kondisi kakinya setengah lumpuh.

Sri juga berencana menuliskan semua kisahnya itu untuk dijadikan buku. Selama di penjara Brasil, Sri rupanya rajin menulis catatan harian di buku tulis kumalnya. ”Supaya jangan sampai ada sri-sri lain dari Indonesia,” ucap Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Gunung Andong via Pendem, Lintas Jalur 1 Gunung 2 Puncak

Pendakian Gunung Andong via Pendem, Lintas Jalur 1 Gunung 2 Puncak

Jalan Jalan
Hotel Di Sekitar Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Hanya 5 Menit

Hotel Di Sekitar Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Hanya 5 Menit

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Harga Tiket dan Jam Buka Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang

Travel Update
Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Festival Gelar Budaya Hari Nelayan Palabuhanratu Ke-64 di Sukabumi, Ada Atraksi Akrobatik

Travel Update
11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

11 Kewajiban Pendaki Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi Demi Keselamatan

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

6 Tips Berkunjung ke Kebun Binatang dengan Balita

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Aktivitas Seru di Taman Satwa Cikembulan, Catat Jadwal Show

Jalan Jalan
Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Gunung Kelimutu Waspada, Wisata ke Danau Kelimutu Dibatasi

Travel Update
Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Cara Menuju ke Taman Satwa Cikembulan Garut Jawa Barat

Jalan Jalan
5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

5 Wisata Sejarah Dekat Candi Borobudur, Destinasi Penggemar Sejarah

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Harga Tiket Masuk Terbaru di Taman Satwa Cikembulan

Jalan Jalan
Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Taman Satwa Cikembulan, Kebun Binatang Favorit Keluarga di Garut

Jalan Jalan
4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

4 Wisata Dekat Pasar Kreatif Jawa Barat di Bandung, Wisata Edukasi dan Sejarah

Travel Update
Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Hujan Misterius Terjadi di Dalam Kabin Pesawat JetBlue A320

Travel Update
Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Desa Lauterbrunnen di Swiss Akan Pungut Biaya Masuk Akibat Lonjakan Wisatawan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com