Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitektur-kota Jawa, Memukau dan Filosofis

Kompas.com - 18/03/2009, 03:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Buku Arsitektur kota-Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa yang ditulis Jo Santoso, ahli perencanaan kota yang kini Ketua Graduate Program in Urban Planning di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Selasa (17/3) malam di Bentara Budaya Jakarta, dibedah serius. Buku Jo dinilai serius dan menarik, karena melacak saat terakhir ketika Nusantara masih memiliki konsensus pada masa peradaban arsitektur-kota Jawa prakolonia l.

Guru Besar Institut Teknologi Surabaya (ITS) Josef Prijotomo mengatakan, Jo Santoso menyadari adanya kekeliruan dalam membaca masyarakat tanpa tulisan dengan menggunakan pembacaan dari masyarakat tulisan. Jo Santoso dengan berani membaca arsitektur dan kota Nusantara pada umumnya, dan khususnya Jawa, dalam lingkungan masyarakat tanpa tulisan. "Segenap data yang telah dihimpun oleh para ahli dan ilmuwan dari masa kolonial telah dia manfaatkan sebagai salah satu data yang diinterpretasi sebagai ujaran dari masyarakat tanpa tulisan," katanya.

Menurut Josef, dengan tindakan seperti itu, Jo Santoso lalu dapat menunjukkan bahwa Nias, Jawa, dan kawasan NTT dapat menjadi sebuah kontinuum dan kesatuan kota dan arsitektur Nusantara. Nusantara bukan lagi sebuah ku mpulan etnik yang saling terisolasi, melainkan sebagai sebuah taman yang beraneka warna bunganya, sebagai sebuah Bhinneka Tunggal Ika, yang bukan hanya slogan namun kenyataan.

Jo Santoso memang tidak menghendaki kajian yang ia lakukan menjurus pada sebuah perampatan (generalisasi) yang terisolasi dalam keterkurungan etnik demi etnik.

Dalam illustrasinya Josef sempat mengemukakan makna filosofis di balik tidak bolehnya menyambung kayu jati dengan kayu pohon kelapa, karena itu bukan jodohnya. Kalau itu terjadi, keluarga bisa berantakan.

Sedangkan Daniel Dhakidae, pakar politik yang menyukai tata kota, bercerita banyak tentang pengalamannya saat kuliah di Yogyakarta. Daniel juga tahu banyak soal Solo.

"Buku Jo santoso mengatakan bahwa arsitektur Jawa dan tatakota Jawa sangat mencerminkan sistem kekuasaan Jawa yang berlaku, maka ada dua soal yang dirangsang oleh tata kota Jawa, terutama Yogyakarta, yakni unsur "buto" yang langsung masuk ke dalam poros sakral," katanya.

Dengan perkembangan terbaru ketika pusat kekuasaan republik mempersoalkan status "keistimewaan Yogyakarta" maka terjadi semacam krisis kekuasaan dari "poros utara-selatan".

"Saya memperkirakan akan terjadi perubahan sosial di Yogyakarta yang terutama dirangsang oleh dialektika modern antara utara-selatan Yogyakarta, antara kemodernan dan ketradisionalan yang akan menyebabkan ketegangan sosial di Yogyakarta," katanya.

Tentang buku Jo Santoso, Daniel menilai, Jo Santoso seolah-olah menelusuri kota dan tata kota Jawa dari segi kosmografik, kultur, dan kekuasaan, dan dari sana membongkar kata-kata yang tersembunyi dalam batu, das Wort auf dem Stein, kayu, ruang, dan kosmos baik dalam mikro-kosmos maupun hubungannya dengan makro-kosmos. Dengan itu dibuka makna arsitektur dan tata kota Jawa yang memukau.

"Penulisnya sendiri menjadi panduan, yang tidak banyak ditemukan di negeri ini, dari keahlian teknis, yang memasuki ruang-ruang budaya dari segi arsitektur dan tata kota, untuk memeriksa apa hubungannya dengan kekuasaan di dalamnya," jejas Daniel.

Yayasan Studi Lingkungan Hidup (SILIH) menggelar bedah buku bekerjasama dengan Bentara Budaya Jakarta, karena buku Arsitektur kota-Jawa: Kosmos, Kultur & Kuasa memberikan sudut pandang baru atas kajian dan dokumentasi pakar Eropa selama ini mengenai arsitektur-kota Jawa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com