Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Flu Babi, Peternakan di Bogor Disensus Ulang

Kompas.com - 28/04/2009, 09:13 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Kabupaten Bogor sejak tahun 1998 melarang peteranakan babi di wilayahnya. Namun, sampai sekarang masih ada warga di Kecamatan Gunung Sindur, Tajur Halang, dan Cileungsi yang beternak babi. Oleh karena itu, dinas peternakan dan perikanan akan segera melakukan pemeriksaan pada peternak babi di ketiga kecamatan tersebut terkait isu flu babi yang menjadi perhatian dunia.

"Jadwalnya Rabu besok kami akan mendata dan memeriksa peternakan babi di Kecamatan Tajur Halang. Wilayah itu dulu yang kami datangi karena di sana, khusunya di Kampung Tajur Halang, banyak peternakan babi milik rakyat. Kami akan sisir dulu di kecamatan itu dibantu camat setempat," kata Soetrisno, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Ikan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Selasa (28/4) pagi.

Menurut dia, sebetulnya di Kabupaten Bogor ada larangan beternak babi. Pada tahun 1998-1999, Pemprov DKI merelokasi peternakan babi yang ada di Kapuk. Khawatir akan dipindahkan ke Bogor atau Jawa Barat, Gubernur Jawa Barat Nuryaman melarang perusahaan peternakan babi di wilayah Jawa Barat, termasuk Kabupaten Bogor. "Jadi memang ada perdanya larang beternak babi di sini," katanya.

Namun demikian, lanjut Soetrisno, sampai saat ini masih ada warga yang berternak babi di wilayah Bogor atau di Jawa Barat. Hanya saja, peternakan babi di Bogor adalah perternakan rakyat, bukan peternakan sekala perusahaan atau besar. Sejauh ini berdasarkan data yang ada, peternakan babi rakyat terdapat di Gunung Sindur, Tajur Halang, dan Cileungsi.

"Mereka peternak sederhana, sebagaimana petani memelihara kambing. Jumlahnya juga tidak banyak karena pasarnya terbatas. Mungkin hanya 30 peternak. Ternak peliharaannya satu sampai tiga induk babi dengan anakannya lima sampai 10 ekor. Di Cileungsi peternakan babi rakyat hanya da satu," jelas Soetrisno.

Jangan panik berlebihan

Menurut dia, sampai saat ini tidak pernah ada laporan ke kantor dinasnya mengenai babi ternak yang terjangkit penyakit menular atau mati mendadak. Penyuluhan terhadap peternak, termasuk peternak babi, juga rutin dilakukan, termasuk memberi layanan vaksinasi pada ternak mereka.

Jadi, tegas Soetrisno, masyarakat Bogor tidak perlu takut berlebihan atas masalah penyakit flu babi, yang saat ini menjadi perhatian masyarakat dunia. Kantor dinasnya pun sudah melakukan pengetatan pengawasan keluar masuk ternak. "Kalau surat kesehatan ternaknya tidak jelas atau diragukan, ternak tidak boleh masuk atau keluar dari Bogor," katanya.

Petenak babi pun tidak perlu khawatir, kata Soetrisno, dengan catatan telah melaksanakan tata cara beternak yang benar dan mengikuti anjuran penyuluh peternakan. Pertama, peternak harus menjaga kesehatan babi dan kebersihan kandangnya.

Kotoran babi harus segera disingkirkan dari kandang dan beri pakan yang benar dan cukup. Jangan sampai babi memakan kembali kotorannya. "Babi memang punya kecenderungan memakan kotorannya sendiri," tutur Soetrisno.

Selain itu, vaksinasi terhadap babi harus rutin, khususnya vaksin untuk mencegah penyakit ngorok. Peternak juga dilarang memasukkan ternak yang tidak jelas asal-usul dan kesehatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com