JAKARTA, KOMPAS.com — Batavia Art Festival (BAF) 2009 yang diselenggarakan di Taman Fatahillah Museum Sejarah Jakarta, Minggu (21/6), tidak hanya menjadi ajang untuk mengajak warga Jakarta lebih mencintai museum, tetapi juga sebagai ajang mengangkat budaya Betawi.
Demikian diungkap Kepala Museum Sejarah Jakarta Rafael Nadapdap saat ditemui di arena BAF. "Budaya itu jangan sampai regenerasinya putus. Jika terputus, maka punahlah budaya itu," kata Rafael mengomentari budaya Betawi di arena BAF ini.
Menurut dia, ada tiga bentuk yang dilakukan panitia untuk mengangkat budaya Betawi selama BAF berlangsung. Pertama, melalui 17 tenda jajanan yang didominasi makanan khas Betawi, seperti kerak telur dan toge goreng.
Kedua, melalui seni permainan tradisional, seperti congklak. "Sekitar jam 12.00 ada pertandingan congklak oleh masyarakat. Ini bukti melestarikan budaya," ungkapnya.
Lalu yang ketiga, kata Rafael, nanti sore akan ada pertunjukan beberapa tari tradisional yang di antaranya adalah tarian Betawi.
Selain itu, di ajang BAF ini juga ada suguhan film Jakarta tempo dulu. Film yang akan diputar ala layar tancap adalah Doea Tanda Mata dan Cintaku di Rumah Susun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.