JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan Kepariwisataan di Indonesia diakui United Nation World Tourism Organization (UN-WTO) sebagai berkelas dunia, menyusul diserahkannya Sertifikat Tourism Education Quality (TEDQUAL) oleh Chief Documentary Resourses UN-WTO, Mr Patrice Tedjini kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Rabu (16/9) di Jakarta.
"Indonesia peroleh Sertifikat TEDQUAL setelah Themis Foundation yang merupakan lembaga pengembangan sumberdaya manusia pariwisata yang berada di bawah naungan UN-WTO, sejak tahun 2007 telah melaksanakan pre-audit hingga proses audit yang telah dilaksanakan pada November 2008," kata Jero Wacik.
Patrice Terdjini mengatakan, Indonesia dalam hal ini sekolah tinggi pariwisata Bandung dan Bali, adalah institusi pendidikan tinggi kepariwisataan yang ke-4 di kawasan Asia, setelah Hongkong, Macao, dan China yang telah memperoleh Sertifikat TEDQUAL. Sedangkan di Asia Tenggara, Indonesia satu-satunya sekolah tinggi pariwisata yang telah memperoleh Sertifikat TEDQUAL tersebut.
Jero Wacik bercerita panjang bagaimana lika-likunya sampai diakuinya pendidikan kepariwisataan untuk program strata satu (S1), hingga akhirnya meraih sertifikat, sebagai pengakuan kelas dunia. "Betapa pentingnya SDM Pariwisata tidak hanya pada tingkatan tenaga teknis saja, tetapi juga pada tingkatan akademisi/peneliti, teknokrat dan professional. Dan itu hanya bisa kita peroleh apabila ilmu pariwisata telah diakui sebagai ilmu yang mandiri, sejajar dengan ilmu-ilmu lainnya," katanya.
Atas perjuangan Jero Wacik, Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Republik Indonesia memberikan Hildiktipari Award, yang diserahkan langsung Ketua Hildiktipari Himawan Bramanto.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Fasli Jalal mengatakan, akan sia-sia kita sebagai bangsa dengan penduduk sekitar 220 juta jiwa, tidak didukung dengan sumberdaya manusia pariwisata. Pariwisata sebagai ilmu murni perlu ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian, penerbitan jurnal-jurnal. "Karena ilmu itu lahir dari pembelajaran yang baik, maka kualitas SDM Pariwisata diharapkan bisa bangkit," katanya.
Untuk memacu penelitian, Fasli Jalal mengungkapkan, bahwa pihaknya menyediakan beasiswa dan blockgrand. Sebanyak 1.700 dosen telah dikirim ke berbagai perguruan tinggi di dunia. Diharapkan kelak, SDM pariwisata bisa meningkat dan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.
"Menyontoh Perancis, jumlah wisatawan yang datang ke negara tersebut mencapai 76 juta orang, melebihi jumlah penduduknya yang sekitar 70 j uta. Dengan SDM pariwisata Indonesia yang berkualitas, diharapkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia bisa mencapai 100 juta orang," paparnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.