Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berwisata Sambil Berobat di Kampung Naga

Kompas.com - 10/10/2009, 14:27 WIB

BERWISATA ke Kampung Adat Naga di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, kini tak hanya sekadar menikmati kekayaan adat istiadatnya. Wisatawan bisa melakukan terapi kesehatan, termasuk menikmati sumber mata air yang konon memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.

Terapi kesehatan bisa dilakukan saat wisatawan menuju lokasi kampung adat yang baru dibuka kembali pekan lalu. Atau bisa juga dilakukan saat pulang wisata.

Sejak dibuka kembali, Kampung Naga memiliki jalan setapak yang unik. Sepanjang 100 meter jalan itu dipasangi batu kali yang berbentuk bulat. Gunanya bisa dipakai pengunjung untuk refleksi kaki.

Lokasi kampung adat sendiri berada sekitar 300 meter dari tempat parkir yang berada di tepi Jalan Raya Tasikmalaya?Bandung via Garut. Dari lokasi parkir, wisatawan akan menuruni ratusan anak tangga hingga mencapai tepian Sungai Ciwulan. Dari tepian sungai itulah wisatawan sudah bisa mulai melakukan pijat refleksi, sambil menikmati indahnya panorama sekitar kampung adat.

Setelah berada di dalam kampung adat dan menikmati berbagai atraksi wisata, jangan terburu?buru untuk pulang kembali. Di belakang lingkungan permukiman rumah adat terdapat sumber mata air yang sangat jernih. Air tersebut selama ini dijadikan sumber air bersih warga adat untuk keperluan minum dan memasak.

Warga adat percaya air tersebut belum terkontaminasi oleh pencemaran. Hal tersebut berpegang pada fakta bahwa debit air tidak pernah berubah, baik di musim kemarau maupun musim hujan. Artinya, air tersebut benar?benar merupakan mata air yang masih asli yang keluar dari perut bumi.

Menurut Atang, salah seorang tetua kampung adat, yang ditemui pekan lalu, air tersebut selama ini bahkan diyakini bisa mengobati berbagai penyakit. "Tapi tidak semua wisatawan tahu. Hanya orang?orang tertentu yang sengaja membawa air untuk mengobati penyakit," tuturnya.

Beberapa waktu lalu, ada penelitian yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB) terhadap air tersebut. Hasilnya, mata air yang keluar dari perbukitan itu aman dikonsumsi langsung tanpa dimasak dulu. "Tetapi dalam keseharian, warga adat tetap memasak air tersebut untuk keperluan minum," jelas Atang.

Untuk memudahkan warga mengambil air, pihak tetua membuat saluran air dari sumbernya ke tempat keran umum yang dibangun di atas kolam. Warga tinggal membuka keran dan air jernih langsung mengalir. (Firman Suryaman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com