Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gulai Kepala Ikan

Kompas.com - 19/10/2009, 08:17 WIB

Dari mana asalnya gulai kepala ikan?

Pertanyaan ini mungkin sulit dijawab. Di Banda Aceh, Medan, dan Padang, ada banyak warung dan rumah makan yang menyajikan gulai kepala ikan dengan kualitas “njang dapet dipoedjiken”. Mereka yang sering mondar-mandir ke Singapura tentu juga tahu ada dua rumah makan India - Muthu’s Curry dan Banana Leaf Apollo, keduanya di Race Course Road, Little India - dengan sajian fish-head curry yang kondang ke seluruh dunia.

Jadi, kita anggap gulai kepala ikan adalah masakan India? Ternyata, jawaban ini sangat boleh jadi salah. Masyarakat India di Singapura meyakini bahwa gulai kepala ikan berasal dari India. Ceritanya, ketika Inggris yang di masa lalu menguasai Singapura menyewa tentara bayaran asal Punjab, India, mereka ini membawa resep gulai kepala ikan.

Tetapi, mengapa kalau kita pergi ke India malah sulit menemukan gulai kepala ikan? Yang benar, orang-orang Punjabi memang dikenal dengan masakan gulai ikan (bukan gulai kepala ikan!) yang rasanya sungguh lemak.

Salah seorang perintis warung makan gulai ikan di Singapura adalah seorang Punjabi bernama Gomez. Jangan lupa, di India memang banyak keturunan Portugis beragama Katholik dengan nama-nama keluarga seperti Gomez, Fernandez, Rodriguez, dan sebagainya. Gomez membuka warungnya di Sophia Road, pada tahun 1949. Ikan yang dipakai untuk gulai adalah kurau, batang, tenggiri, dan kakap.

Seorang perantau dari Fuzhou, bernama Hoong Ah Kong, bekerja keras menjadi koki di sebuah kopitiam (warung kopi) di Albert Street, tidak jauh dari Sophia Road. Ah Kong melihat sukses Gomez dengan tekad baru. Berulang kali ia makan gulai ikan masakan Gomez. Diam-diam ia sering mengintip bagaimana cara Gomez memasak, sampai Ah Kong pun dapat meniru masakan gulai ikan itu dengan baik.

Sebagai orang Tionghoa, tentu saja ia mencoba menyelaraskan citarasa gulai ikannya dengan lidah Tionghoa - dengan menambahkan jeruk nipis agar rasanya lebih asam dan dengan demikian “menipiskan” rasa gulai khas India yang sangat nonjok alias maachtig. Rasa asam - dari jeruk nipis dan asam jawa - juga sangat cocok dengan citarasa ikan. Gulai gagrak India lebih tebal santannya, rasa asam hanya diperoleh dari asam jawa, dengan rasa jintan, kunyit, dan fenugreek yang tajam.

Tetapi, kalau Ah Kong juga menjual gulai ikan, tentulah ia akan dicap sebagai peniru. Diam-diam ia memutar akal. Tiba-tiba ia melihat kepala ikan berukuran besar yang selalu dibuang di pasar. Pada waktu itu, tidak ada orang berpikir untuk dapat memanfaatkan kepala ikan.

Ah Kong ingat, orang Tionghoa justru sangat suka bagian kepala ikan, khususnya bila dikukus. Bagian pipi dan rahang ikan adalah bagian yang paling lembut dagingnya. Di Tiongkok bahkan ada sup bibir ikan dan lidah ikan yang sangat populer. Jadi, kenapa tidak membuat gulai dari kepala ikan?

Ah Kong kemudian memunguti kepala ikan kakap berukuran besar yang dibuang di pasar, membawanya pulang, dan membersihkannya. Lalu dimasaknya menjadi gulai kepala ikan. Dicampur dengan bindih (okra = ladies’ fingers) yang membuatnya khas India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com