Ambon, Kompas -
Hal itu dikatakan Melky Frans, Ketua Komisi B DPRD Maluku, Senin (28/12).
Menurut dia, beban anggaran yang terlalu berat akan merugikan masyarakat, sementara target pengembangan pariwisata belum tentu tercapai. ”Anggaran untuk Sail Banda bisa dialokasikan untuk bidang lain yang lebih bermanfaat seperti pendidikan dan kesehatan,” kata Melky.
Alokasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk Sail Banda dinilai terlalu kecil, yaitu Rp 500 juta dari total anggaran Rp 53 miliar.
Melky berharap panitia Sail Banda dan instansi pemerintah yang terlibat terbuka mengenai alokasi anggaran. DPRD Maluku tidak ingin Sail Banda seperti rangkaian Hari Perdamaian Dunia, di mana anggaran sekitar Rp 10 miliar merupakan pinjaman pemerintah daerah. Anggaran peringatan Hari Perdamaian Dunia terpaksa dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2010.
Niko Ngeljaratan, Kepala Subdinas Pemasaran, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Maluku, menilai Sail Banda 2010 tidak layak dilanjutkan karena anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah pusat sangat kecil.
Menurut Niko, semua departemen yang terlibat dalam Sail Banda harus bekerja sama membantu kelancaran acara ini. Maluku membutuhkan pencitraan dan pemulihan industri pariwisata pascakonflik. Sail Banda merupakan program kerja Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Almudatsir Zein Sangadji, staf ahli anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Maluku Anna Latuconsina, menyatakan, selain dari Departemen Pariwisata Rp 500 juta, DKP memberi Rp 1,2 miliar.
Almudatsir membandingkan dengan biaya Sail Bunaken dari APBN sekitar Rp 30 miliar, dan dari DKP sekitar Rp 11 miliar. Jika dilihat dari kondisi geografis, kesiapan infrastruktur dan transportasi, Sail Banda bisa menyerap anggaran yang lebih besar daripada Sail Bunaken.
Persoalan anggaran ini, menurut Almudatsir, akan dibahas oleh DPD seusai masa reses. DPD akan mengundang sejumlah departemen yang terkait komitmen pembiayaan Sail Banda 2010.
Sail Banda merupakan puncak Sail Indonesia pada Juli-Agustus 2010 yang akan dipusatkan di Pulau Banda. Wisatawan yang akan datang diperkirakan mencapai 5.000 orang. (ANG)