Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpaduan Hutan Alam dan Tradisi Bali

Kompas.com - 09/01/2010, 03:50 WIB

Oleh Benny Dwi Koestanto dan Samuel Oktora

Meski terhitung sebagai kebun raya paling muda—usianya tahun ini 51 tahun—Kebun Raya ”Eka Karya” Bali, alias Kebun Raya (KR) Bedugul, punya magi yang kuat memesona. Setidaknya dibanding tiga kebun raya lain di Indonesia.

KR Bedugul di Desa Candikuning, Baturiti, Kabupaten Tabanan, adalah ”simbiosis” situs purba dan kearifan lokal pengobatan, arsitektur, dan sastra lama. Begitu rupa?

Ya, begitulah rupanya. Tiga KR lain sebagai bandingan yang kami maksud adalah KR Purwodadi di Jawa Timur (usia 69 tahun, luasnya 85 hektar, koleksi spesiesnya khas dataran rendah dan kering), KR Cibodas (158 tahun, 125 ha, koleksi spesies khas dataran tinggi dan lembab), dan KR Bogor (193 tahun, 125 ha, dengan koleksi spesies khas dataran rendah dan basah).

Jika Anda berkunjung ke KR Bedugul pada musim kemarau, rekaman batin kita akan berbeda dibanding menikmatinya saat hujan rintik-rintik, apalagi hujan deras. Pada saat hujan, KR Bedugul akan memancarkan aura senyap. Dan sensasi tambahannya, kabut turun sampai ke batang-batang pohon, bersama kesakralan yang mengikat.

Itu sebabnya, Guesthouse Etnobotani, berupa bungalo berarsitektur Bali, dan Guesthouse ”VIP” dengan 14 kamar itu sering jadi ajang workshop kesenian, dan kerohanian oleh masyarakat umum. Menurut informasi, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, pernah menginap di Guesthouse ”VIP” di sana, di dalam kawasan hutan seluas 157,5 hektar untuk mengoleksi spesies tanaman khas dataran tinggi lembab kawasan Indonesia Timur itu.

Kepala Kebun Raya Bali Ir Nyoman Lugrayasa menjelaskan, pengembangan sarana fisik di KR Bedugul memang berbasis budaya, senapas dengan pendidikan konservasi.

Salah satu yang paling kentara adalah gerbang utama kebun raya berupa candi bentar (terbelah), sebagaimana bangunan pura di Pulau Dewata. ”Orientasi fisik yang berbasis budaya dan lebih spesifik pendidikan konservasi itu terus dipertahankan, kalau bisa bahkan ditambah,” kata Lugrayasa.

Boulevard Ramayana, jalan utama dari pintu gerbang utama menuju Kantor Administrasi Kebun Raya Bali, menampilkan pemandangan eksotis, dan wacana sastra lama tadi.

Ada deretan sembilan patung, sekuen dari epos Ramayana yang amat populer di Indonesia. Yakni, patung Rama dan Shinta, Rama memanah kijang, Sinta diculik Rahwana, Jatayu melawan Rahwana, Jatayu Gugur, Anoman Duta, Pertempuran Rahwana, Rahwana Gugur, dan Shinta Obong. Kiri-kanan patung tadi, deretan bunga kana merah darah, dan di kejauhan lebatnya hutan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com