Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Desa Wisata Tidak Fokus

Kompas.com - 25/04/2010, 20:38 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah perlu lebih fokus dalam mengembangkan desa wisata. Bertambahnya jumlah desa wisata di DI Yogyakarta dinilai tidak diimbangi pengelolaan yang baik. Akibatnya belum banyak desa wisata yang berhasil menjadi desa wisata mandiri dan menarik minat wisatawan.

Ketua Keluarga Public Relations (Kapurel) Yogyakarta Deddy Pranowo, menilai, sejauh ini belum ada desa wisata yang dikelola secara optimal. Kondisi itu bisa dilihat dari minimnya fasilitas penunjang bagi wisatawan, mulai dari ketersediaan penginapan dan toilet yang layak wisata, serta mini mnya kualitas sumber daya manusia yang sadar wisata. Desa wisata kebanyakan muncul tanpa diimbangi dengan kesadaran warga desa untuk menerima wisatawan.

"Contoh paling mudah misalnya, ada rombongan wisatawan yang tengah menikmati suasana alam desa. Tapi tiba-tiba ada anak muda di desa itu yang naik motor ngebut dengan suara motor yang keras. Ini kan menunjukkan bahwa warga belum sadar wisata," tuturnya, Minggu (25/4/2010).

Menurut dia, jumlah desa wisata sudah terlalu banyak. Di Kabupaten Sleman saja, misalnya, saat ini sudah ada 39 desa wisata. Desa-desa wisata itu perlu diseleksi kembali. Desa-desa wisata terseleksi itulah yang perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan potensi wisatanya.

"Dukungan dana dari PNPM (program nasional pemberdayaan masyarakat) mandiri untuk desa wisata mestinya bis a dimaksimalkan untuk pengembangan itu. Pelaku wisata lain seperti hotel dan biro perjalanan bisa diajak bekerja sama," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com