Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpesona pada Gili Trawangan

Kompas.com - 08/05/2010, 17:18 WIB

KOMPAS.com - Kali kedua saya iseng ke Lombok, salah satu tempat yang selalu ingin saya datangi adalah Gili Trawangan. Entah mengapa, Gili Trawangan selalu mempesona bagi saya. Entah pantainya ataupun suasananya. Pertama ke Gili Trawangan di tahun 2008, kesan pertama adalah indah dan ramai. Maklum saat itu peak seasson, sehingga bule-bule banyak berkeliaran di sepanjang jalan di Gili Trawangan. Jadi serasa bukan di negeri sendiri. Namun kunjungan kedua saya kali ini kebetulan masuk low season, sehingga pemandangannya sedikit berbeda, karena tidak terlalu penuh.

Jika kunjungan pertama saya, saya naik angkutan umum dari kota Mataram, yang rutenya Mataram - Rembiga - Pamenang disambung dengan naik kapal umum dari pelabuhan Bangsal menuju Gili, untuk kali ini saya menggunakan sepeda motor yang saya titipkan di Bangsal.

Daerah yang terindah saat melakukan perjalanan dari Mataram menuju Bangsal, menurut saya adalah ketika kita memasuki hutan Pusuk, yang terkenal dengan banyaknya monyet yang berkeliaran. Jika menggunakan angkutan umum saya tidak dapat singgah, kali ini saya bisa dengan leluasa singgah di beberapa spot yang cantik.

Satu jam perjalanan dari Mataram menuju Bangsal, lumayan membuat badan saya sedikit lelah. Tiba di Bangsal, kebetulan sudah ada public boat yang akan melaju menuju Gili Trawangan, sehingga saya tidak perlu menunggu terlalu lama dan terhindar dari para pedagang-pedagang yang kadang kala sudah sampai taraf mengganggu.

Setelah 30 menit berlalu, sampailah perahu kami di Gili Trawangan. Saya pun bergegas turun, kembali senang karena bisa menyentuh kembali air pantai Gili Trawangan. Terkesan kekanak-kanakan mungkin, tapi enatahlah, magnet apa yang bisa membuat saya selalu tertarik pada pulau yang satu ini. Namun kali ini ternyata beberapa wisatawan lokal harus mendata kan dirinya di pos keamanan yang terletak tidak jauh dari loket tiket gili. Aneh, kunjungan saya yang pertama tidak harus melewati prosedur seperti ini, tapi ya sudah lah, kita ikuti saja aturan mainnya.

Lepas dari pos pendataan pengunjung, saya pun bergegas mencari penginapan yang murah meriah. Tapi sebenarnya penginapan di Gili Trawangan ini masih dalam taraf agak mahal, untuk ukuran pelancong kere seperti saya. Sebenarnya bisa saja saya menumpang di pos penjagaan atau di beebrapa beruga yang ada di barat Gili Trawangan, tapi kali ini rasanya ingin sedikit bermanja-manja untuk urusan tempat menginap. Saya pun mendapatkan kamar yang agak murah di Unique Hotel yang letaknya di dekat jalan utama (sudah pasti agak mahal), namun yang terpenting akses internet nya, hehehehe…..

Selesai urusan check-in dan bongkar muat, saya pun menuju pantai untuk sekedar leyeh-leyeh menikmati cuaca yang sedikit mendung siang itu. Ada beberapa turis asing yang dengan santainya membuka atasannya (topless) dan kemudian berjemur di pinggir pantai. Pemandangan yang berbeda he-he-he…. Awalnya saya ingin ber-snorkeling di pantai sebelah barat, namun karena sudah pernah ber-snorkeling disini, saya pun mengurungkan niat tersebut. Dan tanpa terasa saya pun akhirnya terlelap di sebuah Beruga di pinggir pantai hingga sore menjelang.

Sayang saat itu cuaca kembali mendung, sehingga saya sudah bisa memprediksi tidak akan terlihat sunset yang indah. Saya pun kembali ke penginapan untuk mandi. Di Gili Trawangan, saya bisa setiap saat ingin mandi. Selain karena cuacanya yang panas, didukung juga air yang kita pergunakan untuk mandi adalah air asin, sehingga akan terasa lengket terus di badan ini. Sampai-sampai saya sering tertawa geli dalam hati jika sedang berjalan kaki di Gili Trawangan dan menemui ember air minum kuda-kuda penarik Cidomo, yang ternyata berisi air tawar dan hanya diperuntukkan untuk kuda-kuda tersebut. Ternyata di sini, kuda memegang kuasa, he-he-he...

Salah satu yang saya sukai dengan Gili Trawangan adalah kehidupan malamnya. Di sini, untuk urusan café to café memang lumayan menghibur. Dan untuk tiap malamnya, pasti ada saja beach party. Berbeda dengan café-café di Kuta Bali yang selalu menyediakan hiburan malam pada saat yang bersamaan, di Gili Trawangan terdapat giliran waktu bagi mereka, sehingga tiap hari pasti akan berbeda café mana yang akan mengadakan beach party. Sayang kali ini saya kurang begitu tertarik untuk menikmati hiburan malam di Gili Trawangan, sehingga setelah makan malam, saya memutuskan untuk menggunakan fasilitas internet penginapan.

Keesokan harinya, sebelum tengah hari, saya sudah meninggalkan Gili Trawangan. Agak terlalu cepat memang, namun hal itu dikarenakan saya masih ingin mengunjungi beberapa tempat di Lombok. Mungkin selanjutnya saya ingin berkunjung ke Gili Nanggu, yang saat ini sedang ramai dibicarakan karena keindahan pantainya. (Johan Sobihan)


Artikel lainnya bisa dilihat di http://wisata.kompasiana.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com