Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harta Karun Terpendam Wisata Taiwan

Kompas.com - 27/05/2010, 15:49 WIB

Oleh: MAWAR KUSUMA

DI Jakarta, salah satu pejabat Kantor Dagang Taiwan melontarkan keprihatinannya tentang rencana pelelangan koleksi benda berharga muatan kapal tenggelam di perairan Cirebon. Menurut dia, rencana itu tak tepat. Ketika benar-benar menginjak daratan Taiwan barulah terungkap mengapa pejabat itu begitu menghargai benda bersejarah.

Tahun 1949, ketika perang sipil pecah antara kaum nasionalis dan komunis di China, pemimpin kaum nasionalis, Chiang Kai-Shek—presiden pertama Taiwan—mengungsikan 600.000 koleksi museum dari Kota Terlarang Beijing menuju Pulau Taiwan menggunakan sembilan armada kapal.

Benda-benda itu lalu disimpan di National Palace Museum di ibu kota Taipei, yang kini menjadi salah satu museum terkemuka di dunia. Kini, benda-benda bernilai sejarah tinggi itu menjadi daya tarik utama wisatawan di Taiwan, negara pulau seluas 36.200 kilometer persegi.

Salah satu koleksi tertua adalah giok sawi, perlambang nirwana dari Dinasti Qing (1644-1911). Setiap hari, lebih dari 5.000 pengunjung antre hingga dua jam untuk berwisata di museum seluas 1 hektar dengan gedung empat lantai itu.

Di samping keelokan alam dan budaya, benda sejarah memang senjata utama Taiwan untuk dikenal dunia. Deputy Secretary General Taiwan Visitor Association (TVA) Mei Hua Wang menjelaskan, pariwisata adalah jendela Taiwan untuk dikenal dunia. Untuk itu, pariwisata dikemas rapi dan cantik, termasuk promosi ke berbagai negara, termasuk Indonesia.

Seusai pameran pariwisata Taiwan di Jakarta, TVA bekerja sama dengan China Airlines mengundang rombongan agen perjalanan wisata—termasuk wartawan Kompas—mengunjungi obyek wisata sekaligus sarana pendukungnya selama sepekan, sejak Senin (10/5).

Taiwan ibarat gadis pesolek. Sadar tanpa kelimpahan kekayaan alam, Taiwan menggarap serius seluruh potensi yang ada. Kekayaan alam yang terbatas itu sungguh-sungguh dilindungi dengan beragam peraturan.

Pemerintah Taiwan melarang penebangan pohon dan pertambangan batuan marmer sehingga perbukitan hijau berderet kokoh menahan angin topan dari Samudra Pasifik. Di kala tenang, bukit-bukit itu menyajikan pesona menakjubkan, seperti goa kapur dengan air terjun di Taroko Gorge.

Untuk pemenuhan kebutuhan kayu dan kertas, Taiwan mengimpornya dari Indonesia. Lebih dari 40 kontainer kayu setiap hari datang. Kertas yang dibakar sebagai sarana berdoa umat Buddha dalam setahun setara dengan ongkos pembangunan 373 kilometer jalan tol.

Sebagai negara pulau, dalam setahun, gempa dirasakan warga Taiwan selama 200 hari. Hotel-hotel di sekitar danau Sun Moon Lake, seperti Fleur de Chine Hotel yang roboh seluruhnya akibat gempa bumi tahun 1999, kini dibangun lagi dengan tarif kamar Rp 2,5 juta per malam dan hampir selalu penuh.

Alat eksistensi

Menurut Mei Hua Wang, pariwisata tak berkontribusi signifikan bagi pendapatan negara. Namun, Pemerintah Taiwan serius menggarap sektor pariwisata sebagai alat mengenalkan eksistensi Taiwan di kancah global. Bentuk kepedulian itu antara lain menyubsidi sektor wisata dengan fasilitas visa gratis sejak Maret 2009.

Subsidi juga diberikan bagi petani Taiwan sehingga sektor pertanian berkembang pesat. Pesatnya perkembangan pertanian menjadi ladang garapan pariwisata Taiwan.

Director General Yilan County Government Business and Tourism Department Chou Ching An mengatakan, terdapat 400 penginapan milik penduduk di wilayah Yi Lan, yang mayoritas penduduknya petani.

Petani di Yi Lan, Chang Ching Lai, bahkan membangun Shangrila Farm Resort yang dipadukan dengan kebun buah. Tamu di hotelnya dimanjakan dengan suasana pedesaan, seperti menyaksikan kerlip kunang-kunang musim semi. Memasuki musim buah, pengunjung bisa memetik beragam buah dan sayur.

Kelestarian 14 suku pribumi di Taiwan juga disubsidi pemerintah. Per tahun, setiap suku disubsidi Rp 300 juta. Suku Wulai, yang mirip suku Dayak di Kalimantan, misalnya, menjadi daya tarik karena keunikan tradisinya.

Selama ini, mayoritas wisatawan asing yang mengunjungi Taiwan berasal dari Malaysia dan Hongkong. Menurut President Director Daily Travel Service Taiwan, Jerry Chen, angka kunjungan wisatawan dari Indonesia di bawah 100.000 orang per tahun.

Menanggapi kesiapan menerima wisatawan, Koordinator Tur Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) DKI Jakarta Pauline Suharno mengatakan, Taiwan mengungguli China. Rendahnya minat wisatawan ke Taiwan lebih disebabkan harga paket tur yang lebih mahal, yaitu 678 dollar AS untuk paket empat hari tiga malam. Sementara harga paket tur ke China hanya 525 dollar AS.

Di tengah berbagai upaya menjaga eksistensinya, Taiwan membidik wisatawan dari negara bermayoritas penduduk Muslim, seperti Indonesia. Di Taiwan, yang umat Muslim-nya 2 persen dari total populasi 23,07 juta jiwa, berdiri enam masjid plus berbagai restoran berlabel halal, seperti di Taipei, Taoyuan, dan Taichugn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com