Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Untung di "Bumi Manuntung"

Kompas.com - 04/07/2010, 09:24 WIB

SENYAP di sekeliling terusik geleparan seekor ayam hidup seukuran dua kepalan tangan. Tenang melangkah..., dan hap! Dalam hitungan bukan menit, hewan naas itu sudah terjepit di dalam moncong seekor buaya muara (Crocodylus porosus). Hewan amfibi ini menjadi pemenang dari antara rekan-rekannya dalam satu kandang, berebut demi memperoleh santapan pagi.

Ini sekelumit pemandangan di Teritip, lokasi penangkaran buaya, tujuh belasan kilometer dari Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Selain buaya muara yang langka tersebut, di kawasan seluas lima hektar itu dipelihara juga buaya air tawar (Crocodylus siamensis) dan buaya supit (Tomistoma segellly).

Andai Anda ingin menghindari sensasi "kejam" dari tingkah polah hewan, bolehlah mampir ke Pantai Manggar, tak jauh dari kota berpopulasi sekitar 600 ribuan jiwa tersebut. Berpasir putih dengan pantai landai, Manggar menjadi salah satu tujuan wisata yang tak kalah menarik. Kelapa muda berair segar manis yang langsung dipetik dari pohon di tepi pantai adalah pelepas dahaga yang pantas dicoba.

Lalu, sebagaimana penuturan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Pemerintah Kota Balikpapan Miming Masdiana, pekan lalu, sejatinya, kota berjulukan "Bumi Manuntung" itu, dikelilingi oleh 13 lokasi pariwisata. Jaraknya dengan pusat kota pun tak jauh-jauh amat. Paling banter, 28 kilometer. "Balikpapan menarik untuk dikunjungi," kata Miming berpromosi.

Memang, selain Teritip dan Pantai Manggar, Balikpapan yang dikenal dengan Bandar Udara Internasional Sepinggan juga dipercantik oleh Pantai Kemala, Taman Bekapai, Museum Monpera, Bukit Bangkiran, Taman Bermain Caribbean Island, Pantai Melawai, Pusat Perlindungan Orang Utan (Pongo pygmaeus) Samboja, Hutan Lindung Sungai Wai, Hutan Bakau Margomulyo, Pasar Manik-manik Kebun Sayur, hingga Kawasan Perlindungan untuk Beruang Madu (Helarctos malayanus). Sebagaimana diketahui, beruang madu adalah hewan langka yang dilindungi.

Kendati demikian, Balikpapan tetap berambisi mendapat banyak untung dengan menyedot wisatawan sebanyak-banyaknya. Makanya, imbuh Miming, tatkala maskapai penerbangan nasional Mandala Airlines memperkenalkan destinasi terbaru Balikpapan-Singapura (pp) pada Jumat (25/6/2010), kesempatan ini menjadi tantangan. Tiga hari dalam seminggu yakni pada Kamis, Jumat, dan Minggu, Mandala melayani rute ini.

Rute Singapura, sebagaimana sempat diungkapkan Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin adalah rute internasional pertama maskapai berkode penerbangan RI ini. Layanan luar negeri berikutnya adalah Hong Kong (mulai Senin 19/7/2010) dan Makau (mulai Rabu 21/7/2010).

Selama ini, Mandala hanya melayani rute dalam negeri. "Pemerintah setempat memang menantang kami untuk membawa lebih banyak pengunjung asal Singapura ke Balikpapan," begitu pengakuan Kepala Perwakilan Mandala Airlines Balikpapan Gandjar, CH.S, kepada kompas.com.

Lebih lanjut menurut Gandjar, demi menjawab tantangan tersebut, pihaknya memang mesti menggulirkan banyak paket agar masyarakat umum makin mengenal destinasi tersebut. "Untuk tahap awal, kami memang terpacu berpromosi," ujarnya.

Mandala Airlines, berkenaan dengan itu, memang memasang modal awal untuk menjaring untung. Salah satunya, dengan menggunakan pesawat jet Airbus A320. Pesawat berbadan lebar ini berisi 180 kursi. Sudah barang tentu, dalam setiap perjalanannya, Mandala mengincar tingkat keterisian (load factor) hingga 90 persen ke atas.

Sebelumnya, seturut catatan yang terkumpul, dari Balikpapan, cuma maskapai penerbangan Silk Air yang melayani destinasi pergi pulang ke Negeri Singa ini. Banderol tiketnya sekali jalan di kisaran 100 dollar AS. Lama perjalanan, rata-rata 1 jam 50 menit.

Silk Air memberikan pelayanan penuh (full service). Artinya, penumpang memperoleh makan besar selama perjalanan. Maskapai penerbangan ini pun sebagaimana termaktub dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 26/2010 tentang Tarif Pesawat Kelas Ekonomi sebagai revisi KM No. 8/2002 dan KM 9/2002 bisa menetapkan tarif batas atas 100 persen.

Sebaliknya, Mandala, justru memilih kategori medium. Berangkat dari sinilah, Mandala bisa memilih kompetisi, salah satunya, di tarif. Soalnya, di kelas ini, tarif batas atasnya ada di posisi 90 persen. "Makanya, kami yakin bisa bersaing di destinasi ini," kata Gandjar.

Tercatat, ada beberapa musim permintaan penerbangan menanjak di Tanah Air yakni pada liburan sekolah di bulan Juni dan Juli. Lalu, pada liburan akhir tahun Desember-Januari. Tak cuma itu, pada minggu ketiga dan keempat Bulan Puasa, tiket penerbangan biasanya laris manis pula.

Sementara, pada masa "sepi", bisa diartikan di luar bulan-bulan tersebut di atas, maskapai penerbangan bisa terlanda penurunan jumlah penurunan penumpang. Angkanya, bahkan bisa mencapai separuh dari load factor tadi. 

Pada pihak lain, sejumlah kekurangan juga masih menjadi tantangan pihak Pemkot Balikpapan. Utamanya soal infratruktur dan tampilan cantik objek pariwisata. Tak ketinggalan kelengkapan informasi yang saling memperkuat sinergi antarlokasi pariwisata itu sendiri.

Jalan masuk ke Pantai Manggar, misalnya, haruslah diaspal bagus. Lalu, tampak depan kawasanTeritip ditata dengan warna-warni ciamik yang menarik hati. Termasuk di sini, Pasar Kebun Sayur pun harus terlihat "menggoda", pastinya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com