Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apresiasi Masyarakat Perlu Didongkrak

Kompas.com - 13/08/2010, 20:00 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hasil sementara dari penelitian yang digelar Tim Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menunjukkan bahwa apresiasi masyarakat terhadap museum di Yogyakarta masih rendah. Museum masih dianggap sebagai penyimpan benda rongsokan sehingga tidak menarik.

Penelitian digelar dari Senin (9/8/2010) hingga Jumat (13/8/2010). Untuk memperkaya hasil penelitian, tim peneliti menggelar forum diskusi grup di Museum Benteng Vredeburg yang diikuti perwakilan pengelola museum, media massa, guru, serta generasi muda. "Hasil sementara menunjukkan museum lebih berfungsi pelestarian sehingga pengembangannya sangat kurang," kata Ketua Tim Peneliti Irna Trilestari.

Anggota Tim Peneliti, Ali Akbar menambahkan tujuan penelitian ini untuk mengkaji apresiasi masyarakat terhadap museum. Kajian dilakukan dengan menggelar forum diskusi grup maupun analisa isi berita di media massa (2008-2009). Penelitian digelar di Bali dan Yogyakarta. Pengolahan data diperkirakan akan memakan waktu selama dua pekan sebelum dilanjutkan dengan penafsiran data.

Penelitian diperkirakan selesai pada awal September. Tahun depan, penelitian serupa akan digelar di dua kota lain yang museumnya akan direvitalisasi tahun 2012. Menurut Ali, Gerakan Nasional Cinta Museum telah lebih dulu dicanangkan dengan melupakan analisa apresiasi publik.

"Padahal apresiasi publik ini seharusnya menjadi acuan dasar untuk mensukseskan Gerakan Nasional Cinta Museum. Penelitian analisa apresiasi masyarakat sangat didambakan untuk pengelolaan museum ke depan," ujar Ketua Badan Musyawarah Museum (Barahmus) DIY, Thomas Haryonagoro.

Pemberitaan media massa, lanjut Ali, lebih banyak sekadar memberi informasi dan belum berisi ajakan untuk mengunjungi museum. Masyarakat juga sekadar memahami museum sebagai penyimpan benda rongsokan. "Padahal museum bertujuan menanamkan nilai-nilai. Informasi dibalik benda koleksi itu yang menjadi lebih penting," tambahnya.

Thomas juga mengusulkan agar penelitian ke depan bisa dilakukan dengan menyebar kuisioner kepada masyarakat sehingga bisa menggambarkan secara lebih detil tentang minat masyarakat terhadap museum. Penelitian di Yogyakarta menjadi penting karena 15 persen dari total museum di Indonesia berada di DIY.

Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada, Tanti mengatakan bahwa museum cenderung monoton, tidak ada inovasi, dan tidak menarik. Hal senada juga dilontarkan oleh seorang siswa dari SMA Negeri I Yogyakarta. Menurut Guru SMA Negeri I Maryadi, minat siswa didongkrak melalui kegiatan rutin wajib untuk berkunjung ke museum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com