Ketika aktivitas ekonomi
Keadaan ini sedikit berbeda saat perekonomian global membaik. Pada Januari-April 2010, Vietnam mencatat pertumbuhan jumlah wisman tertinggi. Disusul Thailand dan Singapura (
Bisa terlihat bahwa pertumbuhan wisman ke Indonesia kalah kencang dibandingkan negara tetangga. Dibandingkan Indonesia, tampaknya mereka lebih diuntungkan oleh pulihnya ekonomi global dan daya beli konsumen. Angka pertumbuhan ini (meskipun terdapat
Ditinjau dari pertumbuhan wisman ke Tanah Air, kinerja pariwisata Indonesia masih tergolong ”aman”. Tetapi, benarkah kinerja riilnya seperti itu? Indikator pendapatan per wisman ternyata berkata lain (
Indikator ini menunjukkan, pertumbuhan pendapatan per wisman yang diperoleh Indonesia menurun seperti halnya negara lain. Tahun lalu, pendapatan per wisman Indonesia turun 16,3 persen. Sama dengan Thailand yang anjlok 32 persen dan Singapura 14,6 persen.
Di sisi lain, ada fakta menarik. Kondisi itu berkaitan dengan tren rata-rata waktu tinggal para wisman di setiap tujuan wisatanya.
Perbandingan di antara lima negara ASEAN menunjukkan bahwa lamanya waktu tinggal turis di Singapura, Malaysia, dan Thailand menunjukkan tren yang naik. Tahun lalu, Thailand di peringkat teratas, yaitu 9 hari, sedangkan di Malaysia dan Singapura 6,7 hari dan 3,9 hari.
Kondisi sebaliknya terjadi pada Indonesia dan Filipina. Pada tahun 2006, wisman yang bertandang ke Indonesia rata-rata tinggal selama 9 hari. Kini hanya 7,6 hari.
Di sisi nilai tambah dan kontribusi, pariwisata belum menjadi andalan utama bagi perekonomian Indonesia. Terlihat dari kecilnya kontribusi pariwisata terhadap PDB, yaitu sebesar 2,3 persen.