Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Nasional Perlu Lebih Dipacu

Kompas.com - 30/08/2010, 02:40 WIB

Ketika aktivitas ekonomi dunia menurun, hampir semua negara di ASEAN mengalami kontraksi pertumbuhan jumlah wisatawan. Indonesia relatif beruntung karena masih bisa tumbuh meski sedikit melambat.

Keadaan ini sedikit berbeda saat perekonomian global membaik. Pada Januari-April 2010, Vietnam mencatat pertumbuhan jumlah wisman tertinggi. Disusul Thailand dan Singapura (Gambar 2). Vietnam mencatat kenaikan 38,2 persen, Thailand 21,9 persen, dan Singapura 19,8 persen. Sementara itu, Indonesia berada di bawah Singapura, yaitu 16,4 persen (Gambar 2).

Bisa terlihat bahwa pertumbuhan wisman ke Indonesia kalah kencang dibandingkan negara tetangga. Dibandingkan Indonesia, tampaknya mereka lebih diuntungkan oleh pulihnya ekonomi global dan daya beli konsumen. Angka pertumbuhan ini (meskipun terdapat low base effect) bisa memberikan gambaran akan kemampuan negara tetangga memanfaatkan ekspansi ekonomi dunia.

Ditinjau dari pertumbuhan wisman ke Tanah Air, kinerja pariwisata Indonesia masih tergolong ”aman”. Tetapi, benarkah kinerja riilnya seperti itu? Indikator pendapatan per wisman ternyata berkata lain (Tabel 1).

Indikator ini menunjukkan, pertumbuhan pendapatan per wisman yang diperoleh Indonesia menurun seperti halnya negara lain. Tahun lalu, pendapatan per wisman Indonesia turun 16,3 persen. Sama dengan Thailand yang anjlok 32 persen dan Singapura 14,6 persen.

Di sisi lain, ada fakta menarik. Kondisi itu berkaitan dengan tren rata-rata waktu tinggal para wisman di setiap tujuan wisatanya.

Perbandingan di antara lima negara ASEAN menunjukkan bahwa lamanya waktu tinggal turis di Singapura, Malaysia, dan Thailand menunjukkan tren yang naik. Tahun lalu, Thailand di peringkat teratas, yaitu 9 hari, sedangkan di Malaysia dan Singapura 6,7 hari dan 3,9 hari.

Kondisi sebaliknya terjadi pada Indonesia dan Filipina. Pada tahun 2006, wisman yang bertandang ke Indonesia rata-rata tinggal selama 9 hari. Kini hanya 7,6 hari.

Kontribusi belum maksimal

Di sisi nilai tambah dan kontribusi, pariwisata belum menjadi andalan utama bagi perekonomian Indonesia. Terlihat dari kecilnya kontribusi pariwisata terhadap PDB, yaitu sebesar 2,3 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com