Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Tumpang Gandhok Solo

Kompas.com - 24/11/2010, 15:20 WIB

BERBAHAN tempe busuk, nasi tumpang mempunyai cita rasa semangit yang memikat penggemarnya. Inilah salah satu kekayaan kuliner Indonesia. Dari bahan busuk, terciptalah masakan sedap mengundang selera.

Nasi tumpang populer di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mulai dari Solo, Sragen, Klaten, Kediri, dan Nganjuk. Di DIY, nasi tumpang tak terlalu populer. Tak banyak penjualnya.

Salah satunya di warung makan ”Gandhok Solo” di Jalan Raya Tajem-Ngemplak, Sleman, tepatnya beberapa ratus meter utara Pasar Tajem. Sesuai namanya, warung makan kecil di antara sawah itu menjual berbagai masakan khas Solo.

Sepintas, nasi tumpang mirip nasi pecel. Bedanya, sayuran rebus pada nasi tumpang disiram kuah berbahan dasar santan dan tempe busuk. Di ”Gandhok Solo”, rasa kuah cenderung gurih dan diramu bumbu kencur, serai, daun salam, daun jeruk, bawang merah, dan bawang putih.

Ditambah lauk rempeyek rebon (udang kecil yang kering) dan telur mata sapi, membuat nasi tumpang hangat di Gandhok Solo makin sedap.

Asli Solo

Pemilik ”Gandhok Solo”, Ch Heny Triharwati (40), mengatakan, nasi tumpang buatannya mempertahankan versi asli Solo: rasa cenderung gurih plus kulit sapi (krecek) dan tahu. Ini beda dengan masakan lain yang menjadi manis saat ada di Yogya.

Masakan dipertahankan gurih agar nasi tumpang itu menjadi obat rindu bagi orang-orang Jawa Tengah yang kebetulan tengah berada di Yogya. ”Banyak orang asal Klaten, Solo, dan Sragen datang ke sini. Mereka bilang rasanya pas,” kata Heny, yang berasal dari Tawangsari, Sukoharjo, Surakarta, Jateng.

Heny memasak sambal tumpang dua hari sekali. Sekali memasak, ia butuh 25 kg tempe, campuran antara tempe biasa dan busuk. Khusus tempe busuk, perempuan dua putra itu membusukkan sendiri di rumahnya untuk menghasilkan rasa sempurna. ”Biasanya tempe umur 4-5 hari yang paling enak digunakan. Kalau tidak pas, rasanya pahit. Kalau beli sudah busuk sering kali rasanya pahit dan aroma tidak enak,” katanya.

Nasi tumpang di warung itu laku 10-15 porsi dalam sehari. Memang, nasi tumpang bukan masakan paling favorit di warung itu. Nasi timlo lebih laku, 20-30 porsi seharinya. Namun, setiap hari ada saja orang yang menanyakan masakan semangit itu.

Selain kedua masakan itu, Gandhok Solo mempunyai menu es dawet dan cao. Kedua minuman itu segar dan legit karena tetes tebu sebagai pemanis. ”Tetes tebu khusus saya datangkan dari Solo. Di Yogyakarta tidak ada yang jual,” kata Heny.

Saat erupsi Merapi, warung yang berjarak 22 km dari puncak Merapi itu tutup dua pekan. Selain ditinggal mengungsi, warung itu jadi tempat pengungsian. Baru dua hari ini kembali dibuka.

Usai Merapi reda, nasi tumpang segera mengobati kerinduan. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

    Travel Update
    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

    Travel Update
    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

    Travel Update
    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

    Travel Update
    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

    Jalan Jalan
    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

    Hotel Story
    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

    Jalan Jalan
    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

    Jalan Jalan
    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

    Travel Tips
    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

    Jalan Jalan
    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

    Jalan Jalan
    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

    Jalan Jalan
    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

    Travel Tips
    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

    Travel Tips
    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com