General Manager Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata Agroforestry Ecotourism dan Jasa Lingkungan (KBM AEJ) Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten Lies Bahunta, Jumat (17/12) di Bandung, mengatakan, pergelaran festival tersebut diharap dapat mendongkrak dunia wisata alam di Bandung selatan yang sedikit kalah pamor dibandingkan Bandung bagian utara.
Lies yakin, masih banyak potensi seni lokal Jabar dan Banten yang belum tergali. Selain berupa produk seni, akan ditampilkan pula sejumlah pertunjukan budaya dan kearifan lokal. Per-
Tercatat sekitar 30 kelompok seni mendaftar untuk mengikuti festival selama dua hari tersebut. Kesenian yang akan tampil dalam festival nanti sebagian besar termasuk budaya buhun, antara lain pantun, tarawangsa, celempungan, dan debus.
Tema utama yang diambil adalah ”Hayu urang ngamumule alam jeung budaya Tatar Sunda”.
”Intinya adalah ’ruwatan’. Kami mencoba mengambil makna dari ruwatan ini sebagai langkah atau usaha untuk berbuat sesuatu yang diberkati Sang Maha Kuasa sambil memohon perlindungan-Nya untuk kebaikan negeri ini,” ungkap Lies.
Rencananya, festival ini akan dibuka oleh Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf. Perhutani menargetkan, jumlah pengunjung Festival Kawah Putih 2010 mencapai 5.000 orang per hari. Pihaknya juga tidak akan menaikkan tarif masuk. Semua pertunjukan akan digelar di area parkir masuk kawasan wisata Kawah Putih Gunung Patuha.
Prospek bisnis Perhutani di sektor agrowisata terutama di wilayah Jabar dan Banten dinilai cukup prospektif. Kendati demikian, kontribusi pendapatan terbesar Perhutani masih disumbang penjualan kayu.
Pelaksana Harian Direktur Umum Perum Perhutani Haryono Kusumo, sebelumnya di Bandung, menegaskan, produksi kayu jati dari hutan produksi Perhutani dalam 20 tahun naik 10 kali lipat. Secara bertahap, Perhutani akan mengganti komoditas pohon jati dengan pohon jati plus Perhutani (JPP).
Pohon jati plus Perhutani merupakan varietas pohon jati hasil pengembangan penelitian perusahan. Biasanya, pohon jati biasa baru bisa ditebang saat umurnya 60 tahun. Namun, jati plus bisa mencapai diameter yang sama dengan jati biasa hanya dalam waktu 20 tahun. Kekurangannya, kepadatan kayu saja yang lebih rendah.
Sejak tahun lalu, perusahaan sudah menanam jati plus di berbagai area. Tahun 2009 jati plus mulai ditanam serentak di lahan seluas 20.000 hektar dan tahun ini akan ditanam lagi di lahan seluas 30.000 hektar.
Perhutani menargetkan dari total lahan seluas 1,8 juta hektar saat ini, hutan produksi yang akan ditanam komoditas jati plus berkisar 600.000-700.000 hektar. Panen pertama jati plus Perhutani diproyeksikan paling cepat 18 tahun lagi. Jika setiap hektar hutan jati plus bisa memproduksi 200 meter kubik kayu jati, setiap tahun bisa dihasilkan 6 juta kubik kayu jati plus.