Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PARIWISATA

Saparua, Wisata Nostalgia Turis Eropa

Kompas.com - 19/01/2011, 08:21 WIB

Peninggalan sejarah

Saparua juga sarat peninggalan sejarah. Benteng Duurstede, benteng peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1676, adalah salah satunya. Benteng yang ada di bukit setinggi 20 kaki ini masih berdiri kokoh. Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy mengusir penjajah Belanda dari benteng ini tanggal 16 Mei 1817.

Dari atas benteng itu, pengunjung bisa melihat hampir seluruh Pulau Saparua hingga Pulau Nusa Laut yang berada di sebelah timur Saparua. Tak heran, jika benteng ini ”diburu” turis asing.

Di rumah yang pernah ditempati Pattimura, di Negeri Haria, pengunjung bisa melihat peninggalan sang kapitan. Di bangunan yang masih didiami keluarga Matulessy ini, terpajang celana tenun, selempang tenun, dan ikat kepala yang semuanya berwarna merah, yang pernah dikenakan Pattimura saat berjuang melawan Belanda. Sejumlah dokumen bercerita tentang perjuangan Pattimura. Menurut pihak keluarga, semua itu diperoleh dari Belanda.

Camat Saparua, Ferry Siahaya, mengatakan, lima tahun terakhir ini kunjungan ke Saparua relatif membaik. ”Rata-rata kunjungan turis asing di Saparua sekitar 20 orang setiap bulan. Bulan Desember, jumlahnya bisa meningkat menjadi 50-an orang,” katanya.

Mayoritas turis asing berasal dari Belanda, terutama yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan warga di Saparua. ”Ada juga yang berasal dari Inggris, Perancis, Swiss, dan Amerika Serikat,” papar Ferry.

”Keluarga dari Belanda kebanyakan datang pada bulan Desember. Natal menjadi momen berkumpul dengan keluarga di perantauan, termasuk yang di Belanda,” kata Raja Negeri Itawaka, LF Wattimena.

Meski demikian, baru Desember 2010 lalu Negeri Itawaka menggelar perayaan Natal sedunia. Saat itu, ada 30 warga negara Belanda yang datang. Menurut Wattimena, ikatan satu gandong atau satu kandunganlah yang merekatkan hubungan mereka, meski terpisah jarak dan status kewarganegaraan.

Tren meningkatnya jumlah wisatawan ini bisa jadi karena lebih mudahnya Saparua diakses dari Ambon. ”Beroperasinya kapal cepat dengan daya tampung sekitar 200 penumpang mendorong turis datang ke Saparua. Kapal yang beroperasi sejak tahun lalu itu dua kali sehari dari Ambon,” ujar Ferry.

Selain itu, ada pula penerbangan langsung dari Amsterdam, Belanda, ke Ambon, via Jakarta, yang dioperasikan Garuda Indonesia sejak pertengahan tahun lalu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com