JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak New7Wonders Foundation siap bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia segera setelah masalah legal berjalan semestinya. Head of Communications for New7Wonders Eamonn Fitzgerald menyebutkan hal tersebut dalam e-mail kepada Kompas.com, Rabu (2/2/2011).
Sebelumnya Eamonn menulis dalam www.n7wpress.wordpress.com yang dilansir pada Senin (31/1/2011) bahwa pihaknya merasa kekuatan kontrak yang telah mengikat untuk penyelenggaraan tuan rumah New7Wonders di Jakarta pada 11 November tidak dihargai. Oleh karena itu, Yayasan New7Wonders akan mencoret keikutsertaan Pulau Komodo sebagai finalis 7 Keajaiban Dunia kategori alam mulai 7 Februari 2011.
Hal lain adalah lambatnya respons dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam menjalankan hasil kesepakatan dalam kontrak.
"Kontrak tersebut antara New7Wonders dan sebuah konsorsium swasta dari Indonesia serta berkekuatan hukum yang mengikat. Dan, kontrak itu untuk Jakarta/Indonesia menjadi tuan rumah resmi New7Wonders," tulis Eamonn dalam e-mail.
Ia pun menambahkan, karena saat ini kontrak tersebut tidak dihargai, tidak mungkin New7Wonders berlangsung secara legal dengan aman di Indonesia.
"Inilah salah satu penyebab situasi yang terjadi sekarang. Kami terus berupaya mencari jalan keluarnya," katanya.
"Walaupun sudah ada banyak pernyataan, termasuk yang tertulis ataupun secara publik selama hampir dua tahun, pada saat bersamaan tidak ada usaha yang dilakukan oleh pihak kementerian untuk mendukung proses penawaran (sebagai tuan rumah New7Wonders)," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.